Jayapura (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Papua masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian walaupun terjadi penurunan produksi emas dan tembaga akibat curah hujan dan longsor.
"Akibat terjadinya bencana alam menyebabkan sektor lapangan usaha pertambangan dan penggalian terkontraksi sebesar -11,64 persen," kata Kepala Kanwil DJPb Papua Moudy Hermawan di Jayapura, Rabu.
Dalam keterangan persnya Kakanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Papua mengatakan, perekonomian Papua diharapkan kembali menguat baik dari sisi produksi maupun konsumsi di triwulan II tahun ini.
APBN bekerja keras untuk melindungi daya beli masyarakat dan menopang pemulihan ekonomi di Papua disamping itu, kewaspadaan dan mitigasi tetap dilakukan mengantisipasi ketidakpastian sepanjang tahun 2023.
Ekonomi regional Papua diharapkan kembali menguat dengan ditunjukkan baik dari sisi produksi maupun konsumsi, yang antara lain didukung permintaan saat lebaran.
Sedangkan penguatan dari sisi produksi ditunjukkan oleh pertumbuhan konsumsi listrik yang mencapai 74,72 persen (yoy), tumbuhnya elektrifikasi di Papua mengindikasikan produktivitas masyarakat dan dunia usaha yang meningkat.
Dijelaskan, selain itu pertumbuhan penjualan semen domestik di bulan Mei 2023 menunjukkan lonjakan yang signifikan, tumbuh 16,7 persen (yoy) dan kenaikan penjualan semen itu dipicu dimulainya akselerasi pembangunan di sejumlah daerah, utamanya oleh pemerintah.
Sementara dari sisi konsumsi, penjualan kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan tiap bulannya, dengan kepemilikan tertinggi pada jenis sepeda motor yang mencapai 1,09 juta. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor mengindikasikan peningkatan konsumsi RT dan PDB sektor perdagangan.
Terkait tingkat hunian hotel, geliat aktivitas masyarakat Papua meningkat seiring okupansi hotel yang tumbuh 34,83 persen (yoy). Pada bulan Juni dan Juli diperkirakan akan ada kenaikan okupansi hotel dikarenakan adanya momen liburan anak sekolah.
Tingkat inflasi domestik per Maret mencapai 3,69 persen (yoy), yang merupakan andil dari hampir seluruh kelompok pengeluaran, kata Moudy seraya menambahkan pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga terutama di masa hari besar keagamaan nasional (HBKN).
Inflasi yang terkendali menjadi hal positif dan membantu meningkatkan daya beli masyarakat, serta dari sisi eksternal, kinerja neraca perdagangan (NP) masih melanjutkan surplus.
Terkait neraca perdagangan di bulan Mei terjadi surplus sebesar 587,39 juta dolar AS, dengan ekspor 620,17 juta dolar AS dan impor 32,78 juta dolar AS. Ekspor bulan Mei kembali menguat dan tumbuh positif sebesar 33,86 persen (yoy), setelah pada tiga bulan pertama sempat mengalami kontraksi.
Outlook pertumbuhan ekonomi Papua 2023 relatif stabil, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi, walaupun terjadi ketidakpastian global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pertumbuhan ekonomi Papua didominasi sektor pertambangan dan galian