Sentani (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengakui angka prevalensi stunting atau pertumbuhan lambat di Kabupaten Jayapura hingga akhir Oktober 2023 tercatat sebesar 11,9 persen atau mencapai target nasional 14 persen.
Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun di Sentani, Selasa (7/11) mengatakan penurunan stunting di Kabupaten Jayapura sungguh luar biasa dan ini merupakan kerja keras dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura khusus dinas kesehatan serta tim percepatan penurunan stunting daerah setempat.
“Saya sebagai penjabat gubernur Papua menyampaikan terima kasih kepada semua pihak di Kabupaten Jayapura karena dengan kerja keras maka stunting bisa diturunkan dari 17 persen menjadi 11,9 persen,” katanya.
Menurut penjabat gubernur, penurunan angka stunting ini sangat luar biasa sehingga perlu ditingkatkan terus.
“Ini prestasi yang luar biasa, kalau bisa ini perlu ditingkatkan sehingga angka stunting di Kabupaten Jayapura maupun Papua secara luas terus menurun,” ujarnya.
Dia menjelaskan anak-anak di Papua harus bebas dari stunting dan harus dibekali dengan pendidikan sehingga menjadi generasi emas di 2045.
“Stunting dan pendidikan itu bukan hanya tugas pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab kita semua,” katanya.
Sementara itu Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo mengatakan meski angka stunting telah turun melewati target nasional 14 persen tetapi pelayanan RSUD Yowari, Puskesmas, Pustu dan Posyandu tetap ditingkatkan.
“Angka stunting telah turun tetapi pelayanan kesehatan terus dipertahankan sampai benar-benar kabupaten ini tidak lagi ada kasus stunting,” ujarnya.
Penjabat Gubernur Papua menyerahkan antropometri (Bantuan dari satu unit dan alat ultrasonografi (USG) (Bantuan Kemenkes RI 2023), albendazole 18.000 tab, vitamin A 100.000 iu (1.100) kapsul, vitamin A 200.000 iu (27.350) kapsul, tablet tambah darah (257.700) tab dan minera mix (840) sachet.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Papua akui prevalensi stunting 11 persen di Kabupaten Jayapura