Jayapura (Antara Papua) - Legislator DPR Papua (DPRP) berharap PT Freeport Indonesia juga memperhatikan aspek kesehatan masyarakat di pedalaman Mimika, bukan hanya di daerah perkotaan Timika.
"Kami harapkan itu karena Freeport sudah lama beroperasi di Timika, tetapi sampai sekarang 41 kampung di wilayah pedalaman Mimika yang belum tersentuh pelayanan kesehatan dan Freeport pun belum menyentuhnya," kata Anggota DPRP Ruben Magai, di Jayapura, Minggu.
Ruben mengatakan, Freeport sudah lama mengeruk hasil kekayaan alam di Kabupaten Mimika, yakni emas, perak, dan tembaga, sehingga semestinya juga memperhatikan warga yang berdomisili di Timika, baik mereka yang berada di kota maupun di daerah pedalaman.
Memang Freeport sudah perhatikan masyarakat dari aspek pendidikan dan kesehatan, tetapi baru sebatas warga di kawasan perkotaan Timika.
Oleh karena itu, sebanyak 41 kampung di Kabupaten Mimika hingga kini belum mendapat layanan kesehatan secara baik, namun Freeport belum sepenuh hati memberikan apa yang menjadi hak masyarakat Mimika, sehingga masih ada warga yang terabaikan dari aspek kesehatan dan pendidikan.
Dengan demikian, kata Ruben, persoalan pendidikan dan kesehatan semestinya menjadi prioritas dan harus diperhatikan oleh Pemerintah setempat, bersama perusahaan yang mengelola hasil alam di kabupaten itu.
"Setahu saya, perusahaan besar seperti Freeport yang hendak masuk ke satu lokasi maka hal pertama yang harus ditanya adalah bagaimana masalah pendidikan dan kesehatan di daerah itu," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timika H Ibrahim Iba mengatakan, sebanyak 41 kampung di wilayah pedalaman Papua hingga kini belum tersentuh pelayanan kesehatan karena berada di kawasan pedalaman sehingga cukup sulit dijangkau.
"Rata-rata belum ada Pustu dan Puskesmas di 41 kampung tersebut, tranportasi satu-sataunya ke 41 Kampung itu hanya menggunakan helikopter," kata Ibrahim. (*)