Timika (Antara Papua) - Uskup Keuskupan Timika, Papua Mgr John Philip Saklil Pr menegaskan keselamatan hanya bisa diraih oleh umat beriman jika melalui penderitaan, bukan melalui jalan pintas.
Penegasan Uskup Saklil itu disampaikan saat memberikan khotbah misa Jumat Agung memperingati wafatnya Isa Almasih (Yesus Kristus) bertempat di Gereja Katolik Paroki St Stefanus Sempan, Timika, Jumat.
"Kehancuran dunia dewasa ini karena apa yang menjadi beban masing-masing orang menjadi tanggungan bagi orang lain. Banyak orang mau hidup enak, kerja malas, tidak mau bersusah payah, hanya mengharapkan belas kasihan orang lain," kritik Uskup Saklil.
Uskup menegaskan ada banyak pelajaran yang dipetik umat kristiani dari kisah penderitaan Yesus Kristus sejak dari Taman Getsemani hingga disalibkan di Gunung Kalvari (Golgota dalam bahasa Ibrani).
Pesan-pesan yang terus aktual, tidak lekang oleh waktu dan zaman itu antara lain semangat mengampuni orang yang menganiaya bahkan membunuh sesamanya.
"Tuhan mau mendamaikan siapapun. Keselamatan hanya dialami oleh seseorang jika mengampuni orang lain, apalagi mengampuni musuh yang menganiaya kita. Tuhan tidak menjawab kekerasan dengan melakukan kekerasan. Kehancuran dunia dewasa ini karena segala bentuk kekerasan, pembunuhan dilawan dengan kekerasan dan pembunuhan," ujar Uskup Saklil, kelahiran Kampung Umar, Mimika Barat itu.
Uskup juga menegaskan bahwa seberat apapun dosa yang dibuat manusia, tetapi Tuhan masih memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk bertobat.
Yesus juga mengajarkan kepada murid-muridnya dan pengikutnya agar saling mengasihi dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, mengasihi sesama dalam lingkungan masyarakat, bangsa, negara dan dunia.
"Dalam situasi ketegangan, kesakitan atau apapun kesusahan yang menerpa hidup kita, hendaknya kamu sekalian saling mengasihi. Dengan mengasihi sesama maka hidupmu akan mendapat kelimpahan berkat dan kekuatan dari Tuhan," ujar Uskup Saklil.
Perayaan Jumat Agung untuk mengenang kisah penderitaan dan wafat Yesus Kristus di Gereja Katolik St Stefanus Sempan Timika dihadiri oleh ribuan jemaat dimulai pukul 15.00 WIT dan baru berakhir pukul 18.00 WIT. Sebagian besar jemaat terpaksa mengikuti ibadah dari luar gedung gereja karena tak kebagian tempat di dalam gereja.
Perayaan Jumat Agung juga berlangsung di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dipadati jemaat.
Untuk mengatur arus lalu lintas di pintu masuk gereja tersebut, Polres Mimika mengerahkan sejumlah personelnya dibantu petugas Dishubkominfo Mimika dan anggota Pramuka Saka Husada Dinkes Mimika.
Selama perayaan misa Kamis Putih dan Jumat Agung di Timika, situasi kamtibmas di wilayah itu sangat kondusif. (*)