Timika (Antara Papua) - Pemerintah dan masyarakat di sejumlah distrik (kecamatan) di wilayah pesisir Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mendukung gagasan untuk menanam kelapa secara besar-besaran di wilayah mereka sebagai upaya untuk memperkuat basis perekonomian masyarakat lokal.
"Kami menyambut positif upaya yang dilakukan bersama antara Pemda Mimika, PT Freeport Indonesia, LPMAK dan pihak TNI dalam rangka mendorong perekonomian masyarakat lokal melalui pengembangan perkebunan kelapa dan tanaman perdagangan lainnya," kata Kepala Distrik Mimika Timur Jauh S Marandof di Timika, Jumat.
Ia mengatakan ada sejumlah kegiatan yang akan dilakukan di wilayahnya pada bulan November mendatang sebagai tindak lanjut dari program `Gerbang Emas` Bupati Mimika.
Kegiatan tersebut antara lain peresmian Puskesmas Manasari, program pengadaan air bersih, peresmian gedung SD dan SMP Manasari serta peresmian 33 unit perumahan masyarakat yang dibangun oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).
Selanjutnya, peresmian rumah singgah (guest house), peresmian gedung Gereja Katolik Manasari dan Otakwa yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia, serta penanaman 3.000 bibit kelapa pada lahan seluas 30 hektare di Kampung Fanamo, Omawita dan Otakwa.
Pihak TNI AL Timika juga akan melaksanakan bakti armada di wilayah itu dengan melakukan penanaman pohon mangrove di wilayah Manasari dan Otakwa untuk mencegah dan mengurangi abrasi.
Menurut dia, semua kegiatan itu akan digelar pada 24-25 November 2015 di Manasari, ibu kota Distrik Mimika Timur Jauh.
Sebelumnya, Vice President PT Freeport Bidang Social & Local Outreach Development (SLD) Claus Wamafma mengatakan sebagai bagian dari program `Gerbang Emas` Bupati Mimika maka akan dilakukan pengembangan perkebunan kelapa secara besar-besaran di wilayah pesisir Mimika.
Program yang diberi nama `Seribu Satu` (satu kampung tanam 1.000 pohon kelapa) itu dalam rangka meningkatkan kemandirian dan menggerakan ekonomi masyarakat lokal.
Program Gerbang Emas Bupati Mimika Eltinus Omaleng telah dimulai pada Agustus lalu di dataran tinggi Mimika melalui penanaman 70 ribu pohon kopi arabika dan pembukaan koperasi induk Aroanop, Distrik Tembagapura.
"Akhir November nanti secara resmi kita akan melaunching program Seribu Satu. Targetnya di wilayah pesisir Mimika. Kita akan start dari pantai timur. Setiap kampung akan ditanami 1.000 pohon kelapa," jelas Claus.
Untuk tahap pertama, katanya, penanaman 1.000 pohon kelapa akan dimulai di Kampung Fanamo, Omawita dan Otakwa di wilayah Distrik Mimika Timur Jauh. Selanjutnya kegiatan itu akan diteruskan ke kampung-kampung pesisir Mimika lainnya.
"Mengingat pengadaan bibit kelapa dilakukan secara bertahap maka untuk tahap awal kami memulai dari wilayah Manasari dan Otakwa," jelasnya.
Claus menegaskan bahwa PT Freeport sangat serius mendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi warga lokal dengan mendukung program pengembangan tanaman pangan dan perkebunan yang dapat dinikmati hasilnya dalam jangka panjang.
Pada awal 2015, PT Freeport melaunching program penanaman 10 ribu bibit kakao di Kampung Utikini Baru SP13 dan Kampung Wangirja SP9, Distrik Iwaka.
Kini bibit kakao yang sudah ditanami oleh masyarakat setempat sudah mencapai sekitar 60 ribu pohon.
Lokasi penanaman kakao di Mimika kini terus diperluas. Selain di SP12 dan SP9, masyarakat juga mengembangkan perkebunan kakao di Mayon Kuala Kencana, Iwaka, Ayuka, Tipuka serta Pigapu Distrik Mimika Timur.
"Kita harapkan dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan produksi kakao di Mimika bisa mencapai ribuan ton. Kita hanya bantu menyediakan bibit dan pendampingan, sedangkan yang tanam yaitu petani sendiri di lahan mereka masing-masing. Nanti setelah ada hasil, koperasi buah dewa yang akan membeli biji kakao dari masyarakat," tutur Claus. (*)
Pemerintahan distrik pesisir Mimika dukung program tanam kelapa
"Kami menyambut positif upaya yang dilakukan Pemda Mimika, PT Freeport Indonesia, LPMAK dan pihak TNI dalam rangka mendorong perekonomian masyarakat lokal melalui pengembangan perkebunan kelapa dan tanaman perdagangan lainnya," kata S Marandof.