Jayapura (Antara Papua) - Kepala Kepolisian Resor Jayapura Kota AKBP Marison Tober Hamonangan Sirait mengatakan sudah dua orang saksi yang dimintai keteranngan terkait aksi teror bom di rumah petinggi Golkar Papua.
"Selain saksi korban, Pak Marthinus Werimon, sekuriti salah satu perumahan juga sudah dimintai keterangan," kata AKBP Marison Tober Hamonangan Sirait yang akrab disapa Tober di Kota Jayapura, Jumat.
Menurut dia, pihaknya belum bisa memastikan apakah aksi teror itu ada hubungannya dengan Pilkada Kota Jayapura, karena masih mempelajari BAP dan keterangan para saksi.
"Belum, nanti kami lihat pengembangannya. Kalau kami sudah mendapatkan pelakunya, siapa dia, siapa yang menyuruh, nanti baru bisa simpulkan," katanya.
Sementara ciri-ciri pelaku, kata Mantan Kapolres Keerom itu, akan disampaikan setelah punya bukti lengkap dan kuat, melalui penyidikan dan penyelidikan.
"Nanti kami sampaikan. Kalau ada info pengendara motor matic yang berboncengan, kan belum tentu juga sebagai pelakunya, mungkin pas dia lewat lalu bunyi, bisa juga. Nanti kami selidiki dulu, yah," katanya.
Kini, kata dia, jajaran di lapangan sedang bekerja keras untuk segera mengungkap kasus tersebut.
"Termasuk segera mengirimkan serpihan diduga bom itu ke Labfor, sehingga bisa tahu daya ledaknya seperti apa dan lainnya," kata Tober.
Sementara itu, Kasat Brimob Polda Papua Kombes Pol Mathius Fakihiri menduga bahwa serpihan bom yang ditemukan di depan rumah petinggi Golkar Papua berupa pipa dan berupa tali plastik, tidak mempunyai daya ledak kuat.
"Kalau ada isian itu bisa (merusak), tapi kalau ini tidak ada isian. Ini hanya menggunakan daya untuk menakuti dengan media pipa, kalau ada isian pasti banyak yang jebol," katanya.
"Kami akan periksa bekas bolongan di pintu pagar, ambil media luarnya. Dan pasti Pak Kapolres Jayapura akan kirim serpihannya ke Labfor di Makasar. Jadi, itu hanya digunakan untuk ledakannya, cuma medianya pipa makanya sebagian kena pagar," sambungnya.
Mathius juga menduga bahwa bom itu sejenis `dopis` atau bom ikan yang medianya dari kaca dan biasa digunakan oleh oknum-oknum nelayan di pesisir pantai Papua saat mencari ikan.
"Iya, sering digunakan sebagai bom ikan, kalau di Papua biasa disebut dopis. Kalau bom sebenarnya, punya daya ledak besar, ada isian dan merusak, kalau ini tidak," katanya.
Rumah dari Plt Sekretaris DPD I Golkar Provinsi Papua Marthinus A Werimon di Kompleks BTN Skyline Blok D 36, Distrik Abepura, Kota Jayapura, pada Kamis (13/10) dini hari sekitar pukul 02.00 WIT dibom oleh orang tak dikenal.
Marthinus Werimon ketika dikonfirmasi terkait hal itu mengakui bahwa memang rumahnya dibom oleh orang tak dikenal.
"Iya, tadi dini hari rumah saya dibom," kata Marthinus A Werimon. (*)