Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengupayakan ketersediaan stok formalin dalam jumlah yang memadai untuk keperluan rumah sakit agar tidak ada lagi mencuat kasus kekurangan formalin.
"Khusus untuk formalin memang agak susah pengadaannya, namun Dinkes Papua sudah berkoordinasi dengan pihak farmasi dan bagian pengadaan obat," kata Kadinkes Papua, Aloisius Giyai di Jayapura, Selasa.
Ia mengatakan pengadaan dan penggunaan formalin tidak bisa dilakukan asal-asalan atau harus ada dasarnya.
Stok formalin di masing-masing rumah sakit harusnya tersedia dalam waktu lama sehingga akan selalu dapat memenuhi permintaan sanak keluarga pasien.
Sebelumnya, Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) menyatakan sejumlah rumah sakit (RS) di Kota Jayapura, Provinsi Papua, kehabisan stok formalin.
"Dari pengaduan yang kami terima dari salah satu keluarga pasien yang meninggal pada Jumat (27/1) di RS Dian Harapan, namun rumah sakit tidak bisa memberikan formalin untuk jenazah yang meninggal atas permintan keluarga," kata Sekretaris Umum UP2KP, Alexander Krisifu.
Menurut dia, setelah tim UP2KP kroscek ke lapangan, bahwa pasien atas nama Yeni Ento Kogoya (23) yang meninggal saat itu pada pukul 14.00 WIT di RS Dian Harapan dan keluarga meminta jenazah diawetkan namun tidak bisa formalin itu ternyata benar.
Setelah dikoordinasikan dengan pihak rumah sakit, mereka mengatakan ketersediaan formalin sudah habis. Pihaknya juga berupaya untuk berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, setelah koordinasi dengan mereka, ketersediaan formalin juga terbatas, RSUD Jayapura malah menolak dan meminta RS Dian Harapan bertanggungjawab.
"Jadi dari kasus ini, kami mengambil kesimpulan bahwa saat ini pasokan formalin di rumah sakit di Kota Jayapura habis, sehingga mereka sulit untuk membantu jenazah yang keluarganya minta untuk diformalin," katanya. (*)