Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mendorong pengelola puskesmas agar lebih aktif mendiagnosis berbagai penyakit yang menonjol seperti tuberkulosis, HIF/AIDS dan malaria
"Kami terus mendorong seluruh puskesmas yang ada di Papua agar bisa melakukan pemeriksaan TB, AIDS dan malaria," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Masyarakat (P2PM) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aaron Rumainum di Jayapura, Rabu.
Menurut dia, dari 354 puskesmas yang ada di Papua, baru 294 puskesmas yang bisa mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB), AIDS dan malaria.
Ia berharap ke depannya puskesmas yang belum melakukan pemeriksaan TB, malaria dan AIDS dapat melaksanakannya.
"Untuk pemeriksaannya harus menggunakan mikroskop lanjutannya baru diberikan obat, bukan hanya dikasih obat saja tetapi harus ada salah satu anggota keluarga berfungsi sebagai pengawas jadwal minum obat," ujarnya.
Aaron mengatakan untuk pengobatan TB harus ada pihak keluarga yang mengawasi jadwal konsumsi obat dan butuh waktu berbulan-bulan.
"Sama juga dengan pasien AIDS dan malaria, obat yang dikonsumsi harus sesuai jadwalnya," katanya.
Ia mengingatkan jika mengonsumsi obat tidak sesuai jadwal, resikonya akan lebih parah lagi.
"Jangan sampai penderita terlihat sembuh, lalu makan obat dihentikan. Resikonyo cukup tinggi bagi penderita seperti kebal akan obat," katanya.
"Hari ini sudah ada TB kebal obat atau lebih dikenal sebutan penderita yang kebal obat TB atau biasanya disebut TB MDR (Multi Drug Resistant)," ujarnya.
Ia menambahkan, penderita kebal obat TB bisa ditangani namun pengobatannya agak berat.
Dicontohkan, pada peringatan Hari Kesehatan Nasional 2015 ditampilkan dua orang penderita TB yang kebal obat atau TB MDR yang berhasil menyelesaikan obatnya.
Kemudian pada 2010 ada 10 orang penderita TB MDR yang berhasil menyelesaikan obatnya. (*)