Jayapura (Antara Papua) - Soraya Jasmin Haque, artis sinetron yang juga mantan peragawati yang tenar pada tahun 1980-an, mengajak perempuan Papua mempertahankan dan melestarikan kulit sehat cantik.
"Banyak perempuan-perempuan Papua datang dan menceritakan semua permasalahannya terkait kulit sehat, dan saya menganjurkan agar selalu berupaya mempertahankan dan melestarikan kulit sehat," ujar adik dari artis Marissa Haque dan kakak dari Shahnaz Haque, ketika ditemui di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Minggu.
Soraya yang kini menjadi narasumber di berbagai seminar kesehatan itu, juga tampil dalam seminar sehari yang digelar oleh Dharma Wanita Dinas Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Papua bekerjasama dengan Latu Tulipe Cosmetiques (Latulipe), pada Jumat (11/8).
Ia memaparkan tentang kecantikan perempuan, yang menekankan pada kulit yang sehat.
Menurut dia, permasalahan perempuan cukup kompleks, dan hingga kini perempuan masih menjadi sub-ordinat
"Jadi memang patriarki menjadi salah satu permasalahan di dunia, oleh sebab itu perempuan khususnya di Indonesia harus lebih diberdayakan," ujarnya.
"Tim Latulipe dengan saya itu sebenarnya satu paket. Kalau Latulipe itu bagaimana membenahi perempuan agar bisa tampil percaya diri, tentunya orang melihat dari indra penglihatan," sambungnya.
Dengan demikian, kata dia, yang harus dibenahi penampilannya, dan berani mempunyai sesuatu yang sifatnya konteks, tetapi setiap daerah berbeda.
Selaku pakar Latulipe, Soraya mengajak perempuan Papua untuk bagaimana pemikirannya menjadi perempuan mandiri, tahu jati dirinya, dan paham bagaimana mengembangkan potensi diri.
Selain itu, bagaimana menghadapi permasalahan hukum adat setempat dengan hukum yang ada di Indonesia atau misalnya nilai-nilai atau norma-norma yang tidak sama di Indonesia.
Hebatnya Latulip ini, lanjuta Soraya, mempunyai konsep untuk menggapai atau mencapai daerah-daerah dari ujung Sabang Sampai Merauke.
"Jadi kami ini sudah sampai ke Sabang bahkan sampai ke pulau-pulau kecil dan Papua juga menjadi salah satu ke target dan Papua juga termasuk Indonesia. Masalah perempuan di Papua juga kan termasuk masalah perempuan di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai mengatakan kegiatan (seminar) itu baru pertama dilakukan di Papua.
"Kegiatan itu baik sekali, dan menurut saya ke depan harus ditingkatkan terutama di hari-hari perempuan, seperti Hari Ibu dan Hari Kartini," ujarnya. (*)