Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya mengusahakan agar tidak ada mahasiswa dari daerah itu mengambil cuti akibat kasus rasisme yang menyebabkan situasi Provinsi Papua memanas beberapa waktu lalu.
Bupati Jayawijaya Jhon Richar Banua di Wamena Selasa mengatakan mahasiswa asal Jayawijaya di luar kabupaten itu harus terus melanjutkan kuliah atau tidak mengambil cuti akibat kembali daerahnya.
"Khusus bagi adik-adik yang kuliah di Uncen Jayapura, yang sudah terlanjur mengajukan cuti, kami dari pemerintah sedang berupaya dengan pihak Uncen agar adik-adik ini bisa mereka lanjut kuliah. Jadi tidak cuti," katanya.
Beberapa waktu lalu sejumlah mahasiswa Jayawijaya yang kuliah di luar telah kembali ke kampung halaman pasca isu rasisme yang menyebabkan demonstrasi besar-besaran di sejumlah kabupaten/kota di Papua.
"Satu distrik itu ada sampai 10 bahkan lebih, jadi jumlah pasti kami belum dapat. Tetapi distrik mana saja yang sudah laporkan, kami langsung sediakan tiket untuk mereka kembali ke kota studi masing-masing," katanya.
Pemerintah Jayawijaya masih melakukan pendataan terhadap mahasiswa eksodus yang tersebar di 40 distrik se Jayawijaya.
"Pada prinsipnya saya dengan wakil bupati menganggap mereka sebagai adik dan anak-anak kami, jadi kami memiliki tanggungjawab untuk mengembalikan mereka ke kota studi masing-masing," katanya.
Selama mahasiswa eksodus bisa menunjukkan dokumen bahwa mereka benar-benar mahasiswa aktif maka Pemerintah Jayawijaya siap memfasilitasi.
"Saya dengan wakil tidak mau adik-adik kita ini tidak lanjutkan kuliah," katanya.
Koordinator mahasiswa di Distrik Wolisimo, Kabupaten Jayawijaya Ali Sorabut mengatakan tujuh orang mahasiswa di distrik itu memilih pulang kampung pasca kasus rasisme yang terjadi di luar Papua.
"Puji Tuhan karena Pemerintah Jayawijaya mau bantu fasilitasi untuk mereka kembali ke tempat mereka kuliah. Dari Distrik Wosilimo ada tujuh orang. Empat diantaranya sudah berangkat dengan tiket pribadi, sisanya dibantu dari Pemerintah Jayawijaya," katanya.
Mahasiswa yang kembali ke kampung halaman di Jayawijaya ini berasal dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta, Surabaya, Salatiga dan Jayapura.
"Untuk mahasiswa yang di Jayapura, menurut penjelasan dari bupati, dalam minggu ini mereka akan kembali ke kota studi," katanya.