Washington DC (ANTARA) - Kinerja ekspor manufaktur tidak terganggu dampak wabah virus corona, kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjawab pertanyaan peserta diskusi Investment Roundtable on Infrastructure, Energy and Digital Connectivity di KBRI Washington DC, AS, Jumat.
"Impor dan ekspor dari dan ke China memang sedikit turun karena pergerakan orang. Tapi kami lihat dari situasi ini ada peluang besar karena kita bisa meningkatkan ekspor sebagai pengganti produk dari China," kata Agus.
Agus menuturkan, pemerintah telah menghentikan sementara impor binatang hidup dari atau yang transit dari China.
"Tapi ini sifatnya sementara sampai kita evaluasi kalau virus corona mereda," kata dia.
Dalam forum sama, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan dampak wabah virus corona belum meluas ke sektor manufaktur.
Namun demikian, Luhut menyebut sektor pariwisata menjadi salah satu yang cukup terpengaruh oleh wabah virus corona, terutama di Bintan dan Manado.
"Yang pertama kena memang pariwisata. Kalau industri, memang ada yang terdampak, tapi dampaknya belum terlihat banyak. Tapi kami meminimalisir dampak yang akan terjadi semaksimal mungkin," kata Luhut.
Saat ini, tambah Luhut, pemerintah bersiap untuk kembali menggenjot ekspor ke China karena negara ini kemungkinan akan banyak membutuhkan setelah virus corona mereda.
"Puncaknya mungkin sekitar Maret, setelah puncak (wabah) mungkin akan menurun, dan kita harus persiapkan ekspor ke China karena saya rasa itu yang China perlukan," kata dia dalam acara yang juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, selain sejumlah organisasi dan pebisnis AS termasuk US Development Finance Corporation, US Chamber of Commerce, US-ASEAN Business Council.