Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw bertatap muka dengan sejumlah aktivis Papua di kediamannya di Dok V Atas, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Kamis.
Aktivis Papua yang hadir di antaranya Mathius Murib dari Pak HAM Papua serta sejumlah anak muda Papua, sementara Kapolda Papua didampingi Direktur Intelkam Kombes Pol Alfred Papare.
Di hadapan para aktivis dan anak muda Papua, mantan Kapolda Papua Barat dan Sumut itu mengapresiasi klarifikasi yang disampaikan oleh Mathius Murib soal isu penggunaan dana untuk pengembalian mahasiswa eksodus sebesar Rp500 juta.
"Ada informasi yang berkembang bahwa dana Rp500 juta telah dipakai oleh Kapolda Papua, yang mana memang ada orang atau pihak yang memainkan isu tersebut. Prinsip saya lebih baik merugi dari pada mengambil keuntungan dan terima kasih Pak Mathius Murib sudah mengklarifikasi isu tersebut," katanya.
Pada momentum ini, jenderal bintang dua itu menjelaskan secara singkat bahwa ia telah bertemu dengan perwakilan pemerintah pusat terkait mahasiswa eksodus.
"Saya sudah mengikuti rapat dua kali di Ditjen Otonomi Daerah, bersama Ketua DPRP dan Wakil Ketua MRP di antarnya membahas persoalan mahasiwa eksodus, yang mana data mahasiswa eksodus yang masuk di Kemendagri hanya 200 orang, namun faktanya data kita sekitar 3.000 mahasiswa," katanya.
Kemendagri, kata dia, sedang berupaya menyiapkan anggaran untuk sejumlah 200 orang untuk mengembalikan mahasiswa eksodus ke kota studi dan utusan segera ke Papua.
"Juga dalam pertemuan itu ada desakan Kemendagri agar MRP membuat surat untuk membatalkan maklumat yang pertama nomor 05/11/2019 dan tampaknya belum ada tanggapan tentang surat itu," katanya.
Sementara, terkait dengan kasus perusakan dan upaya pembakaran Kantor Bupati Waropen, Paulus katakan sudah dalam proses penyelidikan.
"Kami sudah memeriksa beberapa saksi serta alat bukti melalui video yang ada dan telah ditetapkan 1 orang tersangka.Terkait dengan kasus Dogiyai ada sorotan media yang mengatakan bahwa tabrak babi di balas dengan nyawa manusia," katanya.
Sebenarnya isu atau informasi yang beredar itu tidak benar, fakta yang sebenarnya adalah yang telah terjadi kecelakaan lalu lintas ganda.
"Yang mana almarhum Demianus Mote dengan kecepatan tinggi menabrak babi dan oleng, kemudian terserempet oleh mobil almarhum Yus Yunus, yang melaju dari arah berlawanan hingga meninggal dunia, dari kejadian tersebut kami telah memeriksa anggota dan menahan di Polres terkait adanya kelalaian dan kami sedang mencari pelaku pengeroyokan saudara Yus Yunus," katanya.
Sedangkan untuk penyelidikan kasus kekerasan unjuk rasa anarkis yang terjadi di Wamena, Timika, Jayapura, kata dia, hingga kini sudah berjalan.
"Ada 17 orang yang di Jayapura yang dibebaskan demi hukum karena masa penahanannya sudah habis sesuai dengan prosedur hukum. Kemudian di Wamena masih proses sidang sedangkan kepada para aktornya sudah dialihkan proses sidangnya di Kalimantan Timur dengan pertimbangan keamanan," katanya.