New York (ANTARA) - Harga minyak mentah Brent jatuh di bawah 20 dolar AS per barel dan minyak mentah AS anjlok 25 persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terperosok ketika investor yang gelisah melarikan diri dari acuan AS karena kurangnya tempat penyimpanan yang tersedia menyusul robohnya permintaan akibat virus corona.
Bahkan, ketika pemerintah di seluruh dunia mengambil langkah tentatif untuk mengurangi pembatasan pergerakan guna membantu ekonomi pulih, permintaan bahan bakar tetap lemah.
Permintaan bahan bakar menukik 30 persen secara global, dan tempat penyimpanan menjadi berharga, dengan sekitar 85 persen dari tempat-tempat penyimpanan darat di seluruh dunia penuh pada minggu lalu, menurut data Kpler.
Kekhawatiran ekonomi terus mengganggu pasar. Output ekonomi global diperkirakan mengalami kontraksi sebesar dua persen tahun ini - lebih buruk dari krisis keuangan - sementara permintaan telah jatuh 30 persen akibat pandemi virus corona.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 4,16 dolar AS atau 24,56 persen, menjadi menetap pada 12,78 dolar AS per barel AS. Harga WTI diperdagangkan serendah 11,88 dolar AS pada awal sesi.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun 1,45 dolar AS atau 6,76 persen, menjadi ditutup pada 19,99 dolar AS per barel.
Pedagang juga mengatakan kontrak minyak mentah turun sebagian karena kendaraan investasi ritel seperti dana yang diperdagangkan di bursa mengalihkan investasi mereka dari kontrak Juni depan untuk menghindari terjebak seperti yang dilakukan seminggu yang lalu, ketika kontrak minyak turun menjadi minus 37,63 dolar AS per barel .
Minyak berjangka mengakhiri kerugian minggu ketiga berturut-turut minggu lalu, dengan penurunan 24 persen untuk Brent dan penurunan tujuh persen untuk WTI. Pasar telah jatuh selama delapan dari sembilan minggu terakhir.
Setelah kerugian pekan lalu, Dana Minyak Amerika Serikat LP (United States Oil Fund LP/USO.P), produk bursa minyak terbesar (dana yang diperdagangkan di bursa yang berupaya melacak harga WTI), mengatakan akan lebih lanjut mengalihkan kepemilikannya ke dalam kontrak yang lebih baru, menjual semua kepemilikannya dalam kontrak Juni.
Dana itu terpukul keras pekan lalu setelah kontrak Mei jatuh ke wilayah negatif sesaat sebelum berakhir. USO pada saat itu tidak memiliki kontrak Mei.
Pada Jumat (24/4/2020), dana tersebut memegang hampir 14.000 kontrak NYMEX Juni, sekitar empat persen dari kontrak Juni. Dalam beberapa hari terakhir, dana tersebut telah menjual bagian yang cukup besar dari posisi Juni; dalam pengumuman Senin (27/4/2020), dikatakan akan menjual sisa kepemilikan Juni pada Kamis (30/4/2020).
"Pengarsipan USO merusak kepercayaan di pasar minyak untuk Juni, dan telah menurunkan harga hari ini," kata Cailin Birch, ekonom global di The Economist Intelligence Unit. “Namun, itu tidak mengubah prospek ekonomi untuk Juni, yang selalu akan sulit."
Bank Industri dan Komersial China (ICBC) mengatakan akan menangguhkan semua posisi terbuka untuk produk investor ritel yang terkait dengan komoditas berjangka, termasuk minyak mentah, gas alam, tembaga, dan kedelai, mulai Selasa.
Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma untuk WTI naik lebih dari enam persen dalam seminggu hingga 24 April menjadi sekitar 65 juta barel, kata para pelaku pasar, mengutip laporan Senin (27/4/2020) dari Genscape. Namun, persediaan hanya meningkat 0,5 persen dari Selasa (21/4/2020) hingga Jumat (24/4/2020).
"Penggunaan di Cushing sedikit melambat, yang menandakan mereka menemukan tempat alternatif untuk menyimpan minyak atau penurunan besar dalam produksi," kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group.