Jakarta (ANTARA) - Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa aktivitas subduksi di bawah Sulawesi Utara menyebabkan terjadinya gempa tektonik bermagnitudo 6,3 di Teluk Tomini.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan patahan naik atau thrust fault," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Kekuatan gempa setelah diperbarui menjadi magnitudo 6,0 pada Selasa pukul 14.43 WIB terletak koordinat 0,03 LU dan 123,82 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 46 km arah Barat Daya Kota Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara pada kedalaman 109 km.
Gempa berdampak guncangan yang dirasakan di daerah Bone Bolango, Bolaang Uki, Luwuk pada IV MMI yaitu guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Di Gorontalo, Lolak, Ampana, Minahasa Tenggara, Tutuyan guncangan terasa dengan skala III-IV MMI atau pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, lalu di Kotamobagu, Malili, Sorowako, Taliabu, Labuha pada III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Guncangan juga dirasakan di Pasang kayu, Palu, Bitung, Toraja, Masamba, Manado, Toli-toli pada skala II MMI yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Terkait kejadian gempa tersebut, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.*