Jayapura (ANTARA) - Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Herlambang mengatakan selama tahun 2024 tercatat terjadi 4.512 kali gempa bumi di Tanah Papua.
Jumlah tersebut terbilang tinggi dan itu menandakan bila Tanah Papua merupakan daerah dengan aktivitas gempa yang sangat tinggi.
Tingginya aktivitas gempa itu disebabkan
adanya zona subduksi di sebelah Utara Papua hingga ke arah selatan membentuk sesar yang sebagian besar memanjang dari barat ke timur sepanjang zona subduksi sehingga memicu tingginya seismisitas di Tanah Papua, kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Herlambang kepada Antara di Jayapura, Jumat.
Dikatakan, dari 4.512 gempa bumi terjadi selama tahun 2024, tercatat 63 kejadian yang dirasakan di wilayah Sorong, Manokwari, Ransiki, Fak Fak, Nabire, Mamberamo, Sarmi, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Kota Jayapura dengan kekuatan gempa tercatat tiga Magnitudo sebanyak 2.672 Kejadian, 3 hingga 5 magnitudo sebanyak 1.792 kejadian, dan di atas 5 magnitudo tercatat 48 kejadian.
Gempa yang terjadi itu dengan kedalaman yang bervariasi yaitu D<= 60 km sebanyak 4.225 kali, 60 =< D < 300 sebanyak 284 kali, D>=300 sebanyak tiga kejadian.
"Gempa yang signifikan dan berdampak adalah gempa berkekuatan besar dengan kedalaman dangkal," kata Herlambang.
Da menambahkan, dengan adanya data dan informasi kegempaan diharapkan menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembangunan sehingga bila terjadi gempa bumi masyarakat dapat terhindar dari dampak yang terjadi.
Upaya mitigasi dengan meningkatkan pemahaman di masyarakat terkait data dan informasi gempa bumi dan tsunami dari BMKG sangat diperlukan, untuk mengurangi risiko serta kerugian, kata Herlambang.*