Ramallah (ANTARA) - Kebijakan karantina wilayah (lockdown) penuh di Palestina dapat diterapkan kembali karena lonjakan infeksi virus corona setiap hari, kata Ghassan Nemer, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Senin.
Lonjakan kasus COVID-19 itu terjadi karena publik gagal untuk mematuhi protokol keselamatan.
Dia mengatakan kepada Voice of Palestine, radio resmi Palestina, bahwa Palestina menghadapi "angka-angka yang mengerikan".
Komite Darurat Tinggi sedang menangani semua skenario yang mungkin terjadi, tetapi untuk saat ini Komite hanya akan merekomendasikan penerapan dan kontrol yang lebih ketat dari protokol keselamatan.
“Jika kembali dilakukan lockdown secara penuh, maka akan berdampak pada menyusutnya perekonomian, serta penutupan sekolah,” kata Nemer.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan mengatakan 131 sekolah di seluruh Palestina telah ditutup karena penyebaran virus baru di tempat mereka.
Ehab Shukri, juru bicara Kementerian, mengatakan situasi epidemiologi di sekolah saat ini terkendali dan sekolah akan tetap terbuka untuk siswa dan guru.
Dia mencontohkan, jika ada kasus virus corona yang tercatat di sekolah, maka ruang kelas akan ditutup selama dua hari hingga satu minggu untuk sanitasi.
Sumber : WAFA
Berita Terkait
Pemkab Jayapura sebut pelaku usaha tumbuh setelah pandemi COVID-19
Selasa, 10 September 2024 12:03
Dinkes Papua minta warga perkuat prokes dan PHBS cegah COVID-19
Sabtu, 1 Juni 2024 2:36
Pemkab Jayapura tekankan 54 OPD dukung penurunan kemiskinan ekstrem
Rabu, 27 Maret 2024 19:45
Pj Bupati Jayapura ingatkan warga tetap patuhi protokol kesehatan
Minggu, 31 Desember 2023 12:49
Pemkot Jayapura pastikan persediaan bahan pokok aman jelang Natal
Jumat, 22 Desember 2023 18:29
DPRD Jayapura minta Dinkes melakukan antisipasi cegah COVID-19
Kamis, 21 Desember 2023 2:30
Satgas COVID-19: Warga Papua jaga kesehatan setelah pencabutan wajib masker
Senin, 12 Juni 2023 12:16
Dinkes Jayapura minta warga perhatikan prokes selama libur Lebaran
Senin, 17 April 2023 14:45