Jakarta (ANTARA) - Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri mengaku masih harus berbenah diri, terutama terkait mentalitas dan teknik di start usai debut di nomor 100 meter putra Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya sendiri merasa belum maksimal, mungkin karena (faktor) mental juga dan ada sedikit masalah starting block," kata Zohri dalam keterangan resmi Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Sabtu.
Selain itu, ia juga mengaku kurang persiapan saat tampil di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut, karena sang pelatih yang berasal dari Amerika Serikat (AS) Harry Marra baru tiba untuk melatihnya dalam waktu kurang dari satu bulan jelang penyelenggaraan Olimpiade.
"Jadi, saya hanya bisa memperbaiki teknik start saya sedikit," ujar Zohri.
Dalam dalam sesi uji coba lapangan, sprinter berusia 21 tahun itu mengungkapkan bahwa ia masih membutuhkan adaptasi starting block di Olympic Stadium karena berbeda dengan yang ia gunakan saat berlatih di Jakarta.
Zohri gagal melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo dan harus puas finis di urutan kelima dalam lomba heat keempat babak pertama dengan catatan waktu 10,26 detik. Sprinter kebanggan Indonesia itu tertinggal 0,22 detik dari wakil Afrika Selatan Gift Leotlela yang finis terdepan dengan torehan waktu 10,04 detik.
Posisi kedua ditempati sprinter asal China Bingtian Su yang terpaut tipis 10,05 detik. Sementara Jason Rogers dari Saint Kitts dan Nevis berada di urutan ketiga dengan catatan waktu 10,21 detik. Dengan demikian, mereka berhak melaju ke semifinal.
Zohri pun mengaku belum puas dengan penampilannya di Olimpiade Tokyo. Meski begitu, pria yang menjadi kampiun di nomor 100m putra Kejuaraan Dunia U-20 2018 di Finlandia itu mengatakan masih memiliki ambisi yang kuat untuk berlari menembus catatan waktu di bawah 10 detik.
"Ini pelajaran untuk saya. Semoga ke depan saya bisa lebih semangat lagi. Saya bersyukur bisa mewakili Indonesia di Olimpiade. Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia. Semoga ke depan saya bisa tampil lebih baik dan memberi prestasi bagi Indonesia,” tutur Zohri.
Lebih lanjut, anak didik dari pelatih Eni Nurani itu mengungkapkan banyak menimba pelajaran berharga di Olimpiade Tokyo. Terlebih ketika dapat berlari di satu trek yang sama dengan mega bintang Leotlela dan Su.
Zohri berjanji akan terus berlatih keras agar dapat mencapai peak performance di Olimpiade 2024 Paris, Prancis.
“Tentu saya bersyukur bisa lari bersama dengan mereka (Leotlela dan Su). Semoga ke depan saya bisa menyaingi dan mengalahkan mereka," ungkap Zohri.
"Untuk sekarang, start harus diperbaiki, harus divaluasi. Selain itu juga soal akselerasi dan mempertahankan kecepatan. Semoga saya bisa masuk kualifikasi dan berprestasi di Paris nanti," pungkasnya.
Berita Terkait
Sesmenpora ungkap aturan kedatangan dan kepulangan peserta PON XX Papua
Kamis, 23 September 2021 15:35
Bulutangkis-Hendra ingin tim bermain lepas di Piala Sudirman
Rabu, 22 September 2021 3:26
Menpora janji tak bedakan apresiasi atlet Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo
Minggu, 29 Agustus 2021 2:00
BNI apresiasi tim bulu tangkis Indonesia beri hadiah Rp6,4 Miliar
Kamis, 19 Agustus 2021 14:13
Gubernur Anies serahkan hadiah rumah Rp3,3 miliar untuk Greysia-Apriyani
Sabtu, 14 Agustus 2021 13:54
Nama Greysia-Apriani diabadikan menjadi nama gedung olahraga di Jakarta
Sabtu, 14 Agustus 2021 13:48
Sprinter Inggris Raya peraih medali perak Olimpiade Tokyo positif doping
Jumat, 13 Agustus 2021 14:31
Ginting bangga meraih perunggu Olimpiade Tokyo
Jumat, 13 Agustus 2021 4:02