Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5,2 yang mengguncang Provinsi Maluku Utara pada Minggu (26/12).
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis BMKG yang diterima di Jakarta, Minggu.
Bambang menyebutkan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki parameter update dengan magnitudo 5,4.
Dengan episenter gempa terjadi di laut pada titik koordinat 2,28 derajat Lintang Utara dan 126,76 derajat Bujur Timur atau pada jarak 138 kilometer dari arah barat laut Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 38 kilometer.
Gempa bumi yang masuk dalam kategori gempa dangkal itu, terjadi akibat adanya deformasi dalam Lempeng Laut Maluku dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut Bambang, bila berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, disebutkan bila gempa bumi itu juga memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Akibatnya, gempa bumi yang terjadi pada pukul 09.22 WIB itu berpotensi menimbulkan guncangan di daerah Tobelo III MMI, Menyebabkan masyarakat merasakan getaran nyata dalam rumah atau dianalogikan seperti getaran truk yang berlalu.
Disebutkan pula bila hingga pukul 09.50 WIB, hasil monitoring milik BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
“Hingga saat ini juga belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” ujar dia.
Bambang mengimbau kepada semua masyarakat untuk tidak panik dan menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa tersebut.
Diharapkan pula agar masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan informasi dari situs laman resmi milik BMKG, guna mencegah terjadinya hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.