Jayapura (ANTARA) - Lokakarya Membangun Paradigma Inklusif (MPI) dengan tema “Api Injil Terus Menyala dari Tanah Papua” yang digelar oleh PGLII, PGGP dan Wahana Visi Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-167 akhirnya menghasilkan lima program unggulan.
Ketua II Persatuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) Pendeta Metusaleh P.A Maury dalam siaran persnya kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan lima program unggulan dan prioritas yang terdiri dari dua program pendidikan yaitu Integrasi Sekolah Minggu dan PAUD melalui program pembekalan guru Sekolah Minggu dan PAUD serta Program Penggalangan Pendanaan.
"Sedangkan bidang ekonomi, membuat dua program unggulan dan prioritas yaitu pendataan pemberdayaan ekonomi jemaat dan pedagang di pasar tradisonal," katanya.
Menurut Pendeta Metusaleh, kemudian program unggulan di dalam menangani isu-isu sosial termasuk di antaranya adalah penanganan 60.000 pengungsi dan pembangunan shelter (penampungan sementara untuk para pengungsi) masyarakat korban konflik.
"Kami berharap dapat menghasilkan program turunan dari hasil rekomendasi HPI dengan perspektif inklusif," ujarnya.
Dia menjelaskan HPI yang diperingati oleh Persekutuan Gereja-Gereja Papua merupakan titik tolak membangun semangat iman, ketahanan pengharapan dan jangkauan kasih yang meluas, melintas batas di mana kehadiran gereja-gereja Papua adalah sebagai umat Allah yang dipanggil untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah yang dinampakkan dalam kepeduliaan untuk menyelesaikan masalah pendidikan, ekonomi dan isu-isu sosial di Bumi Cenderawasih.
"Melalui pembelajaran metode analisis sosial, para peserta lokakarya menemukan salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Papua adalah belum terintegrasinya Sekolah Minggu dan PAUD akibat perbedaan doktrin, termasuk kurangnya dukungan stakeholder dan minimnya pendanaan, serta belum adanya sistem rekrutmen dan kurikulum yang memadai," katanya lagi.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan Maryam Deda (Pengajar STT Baptis Papua) mengaku bersyukur dengan kegiatan yang dilaksanakan, di mana dengan lokakarya tersebut pihaknya mengaku lebih tajam dalam menganalisis masalah-masalah sosial yang ada, mencari akar persoalan hingga bertindak memberikan kontribusi nyata dalam lingkup.
Kemudian, Ketua Sinode Gereja Pentakosta di Papua Pendeta Robert Marini pun menyambut baik kegiatan ini di mana dirinya bangga bisa bertukar pikiran dengan para gembala dan tutor dari Jakarta hingga mampu membuka paradigma serta kapasitas baru dalam pergerakan oikumene demi pembaharuan gereja.
"Kami optimis momentum HPI menjadi momen kebangkitan baru ditengah gejolak pandemi global, serta kondisi Indonesia yang multi suku, budaya dan agama," katanya.
Sekadar diketahui, lokakarya Membangun Paradigma Inklusif (MPI) dengan tema “Api Injil Terus Menyala dari Tanah Papua” digelar oleh PGLII, PGGP dan Wahana Visi Indonesia di Entrop Kota Jayapura pada 23-25 Februari 2022. Di mana, kegiatan yang dihadiri 13 peserta tersebut meliputi para pendeta dan pastor, pimpinan gereja dan Sekolah Tinggi Teologia (STT), fasilitator serta co-fasilitator.