Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Jakarta dan DPRD Kota Jayapura, Papua menjalin kerja sama untuk membangun sumber daya manusia di bidang kesehatan di Kota Jayapura dan sekitarnya melalui program beasiswa.
"Untuk tahap awal, kita segera laksanakan di Jayapura," kata Rektor IKI Nurlis Effendi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Nurlis menjelaskan program tersebut terwujud dari hasil diskusi antara pihak kampus yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu dengan sejumlah anggota DPRD Kota Jayapura yang berkunjung ke Kampus IKI pada Rabu (25/5).
Nurlis menjelaskan program tersebut terwujud dari hasil diskusi antara pihak kampus yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu dengan sejumlah anggota DPRD Kota Jayapura yang berkunjung ke Kampus IKI pada Rabu (25/5).
"Selain membangun SDM di bidang kesehatan di Jayapura, kita juga akan mengembangkan sistem riset dan pengembangan kesehatan," ujar Nurlis.
Menurut Nurlis, fokus IKI memang akan mengarah ke kampus riset di bidang kesehatan yang dinilai sangat bermanfaat untuk kepentingan publik.
"Karena setiap kebijakan publik yang berkaitan dengan kesehatan tentu harus berpijak pada hasil riset dilaksanakan dunia akademik," ujarnya.
Untuk gambaran umum kondisi tenaga kesehatan di Papua, kata Nurlis, terdapat tiga hal yang perlu ditransformasikan, yakni berkaitan jumlah SDM yang perlu ditingkatkan, distribusi yang masih belum merata, dan kualitas yang masih terbatas.
"Karena itulah IKI ingin memberi kontribusi," kata Nurlis.
Sementara itu, salah satu anggota DPRD Kota Jayapura yang berkunjung langsung ke IKI, yakni La Ode Mohitu mengaku sangat setuju dengan program ini di mana IKI menyanggupi untuk memberikan beasiswa bagi putra-putri Papua di bidang kesehatan, dan meminta untuk segera direalisasikan.
"Program seperti ini sangat bagus, dan baru IKI saja yang mengadakan program seperti itu," kata anggota Komisi A DPRD Jaya Pura itu.
Untuk skema yang akan diberlakukan, biaya pendidikan sepenuhnya di biayai pihak IKI sedangkan biaya hidup dan tempat tinggal nanti akan disiapkan oleh pemerintah Jayapura.
“Komposisi pemberian beasiswa ini nanti adalah 80 persen putra-putri Papua, dan selebihnya adalah putra-putri yang bukan asli papua tetapi sudah menetap di Papua. Mengenai jumlah peserta beasiswa ini nanti kita akan tetapkan bersama, setelah Rektor IKI berkunjung ke Papua dan melihat langsung kondisi di sana," katanya
La Ode mengharapkan putra-putri Papua yang akan melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan ini haruslah kembali mengabdi di Papua.
Sementara pada kesempatan terpisah dosen pada Prodi Kesehatan Lingkungan IKI Sischa Andriani Alimin yang menerima tiga anggota DPRD Kota Jayapura lainnya, yaitu Ketua Komisi C Ismail, Ketua Komisi D Stanis, dan anggota Komisi B Irmanto Rannu menyebutkan bahwa mereka mendukung kerja sama ini mengingat tenaga kesehatan yang kurang di Papua.
Di mana, menurut data dari Kementerian Kesehatan, 50 persen fasilitas kesehatan Papua, seperti puskesmas, belum memiliki dokter yang bertugas. Kondisi yang sama juga terjadi di Maluku, di mana sebanyak 513 atau 4,97 persen puskesmas di Maluku dan Papua tidak memiliki dokter.
Kemudian, 5.354 atau 51,85 persen puskesmas belum memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan secara lengkap.
"Karenanya mereka senang sekali ada program pendidikan di bidang kesehatan seperti ini. Semuanya menyatakan mendukung," katanya menambahkan.