Dari 23 titik sumber air yang dikelola PDAM tersebut memiliki kapasitas 925 liter per detik, kata Direktur PDAM Jayapura Entis Sutisna di Jayapura, Papua, Jumat.
Menurut dia, sumber-sumber air yang dikelola PDAM Jayapura itu tidak saling terhubung atau tidak interkoneksi, sehingga bila mengalami penurunan kapasitas pasokan, maka pelanggan di wilayah itu saja yang terkena dampak, misalnya sumber air di Bhayangkara yang hanya melayani masyarakat di kawasan itu.
Dari 23 titik sumber air PDAM Jayapura, terbesar kapasitasnya adalah Kojabu yang mencapai 280 liter per detik, menyusul sumber air Kamp Walker berkapasitas 100 liter per detik, sedang sumber air lainnya masih di bawah 60 liter per detik.
"PDAM Jayapura mengelola sumber air yang terpisah-pisah, " jelas Entis.
Direktur PDAM Jayapura juga mengakui sumber air yang dikelola itu berada di Kabupaten Jayapura, namun pelanggan terbanyak berasal dari Kota Jayapura yakni mencapai 89 persen.
Saat ini, dari total pelanggan mencapai 37.700 pelanggan, tersebar di Kota Jayapura yang mencapai 33.500 pelanggan.
"Memang, saat ini PDAM Jayapura melayani masyarakat yang berada di kedua wilayah termasuk kepemilikan sahamnya yakni Kabupaten Jayapura 60 persen dan sisanya Kota Jayapura, " jelas Entis.