Biak (ANTARA) - Bupati Kabupaten Biak Numfor, Papua, Herry Ario Naap mengharapkan daerah ini menjadi hub internasional dan lumbung ikan nasional di wilayah timur Indonesia.
“Kami sejak 2020 sudah melakukan ekspor dari potensi perikanan kami, dari potensi ekonomi biru Papua, yaitu ikan tuna sehingga kami sudah mendapat dana bagi hasil pemerintah pusat dari ekspor yang telah dilakukan selama ini," sebutnya.
Selain ekspor, lanjut dia, pihaknta melakukan program kegiatan gemar makan ikan dengan memberikan sashimi setiap berbagai event bagi anak-anak sekolah dalam rangka pencegahan stunting dan peningkatan makanan bergizi bagi anak. Kami mengelolanya sampai menjadi abon, steak, dan lain sebagainya.” ujar Bupati pascakegiatan Road to Indonesia Development Forum 2023 di Biak, Sabtu.
Efek ganda, katanya, diterima sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkat event tersebut keuntungan karena menjadi wadah memproduksi makanan ikan tuna.
Dia menyebut pihaknya menyiapkan lahan seluas 800 hektare sedang dalam tahap pembebasan sesudah melakukan pemetaan terhadap lokasi membangun infrastruktur mendorong pengembangan ekonomi biru.
Pembayaran lahan yang dibebaskan itu, ujar dia, menggunakan APBD dengan cara dicicil sebagai tahap persiapan sehingga ke depan investor dapat menanamkan modal saat infrastruktur dari pemerintah pusat sudah dibangun.
“Jadi tahap pertama yang kami bayar terlebih dahulu itu (sekitar) 100-150 hektare, kemudian sekarang kami tambah lagi 800 hektare. Jadi kurang lebih sudah ada 1.000 hektare, masih ada sekitar 900 hektare yang sedang kami negosiasikan dengan masyarakat. Jadi kami persiapkan bebas menerima investor yang masuk,” ungkap Herry.
Menurut dia, pihaknya meminta pemerintah pusat mau mendorong pengembangan ekonomi biru karena Biak Numfor dinilai terlebih dahulu menyiapkan area untuk pembangunan.
“Makanya, infrastruktur dengan lokasi secara khusus untuk menopang ekonomi biru harus disiapkan.Kami menjadi bagian yang harus diprioritaskan dan tidak ingin menjadi penonton, tetapi harus ssn terlibat aktif dalam pembangunan ekonomi biru
Herry menyebut, pihaknya turut mempermudah perizinan memberikan insentif pajak terhadap perusahaan PT Indo Numfor Pasifik.
"Secara khusus, PT Indo Numfor Pasifik ketika masuk lokasi kami siapkan tahun pertama diberikan gratis, tahun kedua hanya membayar 25 persen, tahun ketiga naik ke 50 persen, tahun keempat 75 persen," katanya
KKP membangun fasilitas utama Kampung Nelayan Samber-Binyeri seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, ruang penyimpanan dingin ('cold storage'), 'shelter' pendaratan ikan, kios perbekalan hingga dock yard.