Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menyebutkan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Nabire sebesar 6,39 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 112,16 dan terendah terjadi di Timika sebesar 3,05 persen dengan IHK sebesar 109,21 pada Juli 2024.
Kepala BPS Papua Adriana Helena Carolina di Jayapura, Kamis, mengatakan inflasi pada Juli 2024 secara year on year (y-on-y) sebesar 4,16 persen dengan IHK sebesar 110,19.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,35 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,88 persen, lalu pada perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,90 persen serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,74 persen,” katanya.
Menurut Adriana, sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,41 persen.
“Lalu tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Papua Tengah pada Juli 2024 sebesar 0,12 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 2,85 persen,” ujarnya.
Penjabat Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk mengatakan pihaknya gencar memperkuat koordinasi dan konsolidasi bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) baik pusat, provinsi maupun kabupaten.
“Dalam menekan laju inflasi kami juga telah menyiapkan beberapa inovasi seperti pada cabai, bawang merah serta beberapa komoditas lainnya,” katanya.
Menurut Ribka, seperti pada Kamis (1/7) pihaknya menggelar pasar murah di mana kegiatan ini sangat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Dengan adanya pasar murah ini membantu meningkatkan daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga di pasar,” ujarnya.