Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua menilai pendidikan vokasi menjadi jalan strategis untuk membuka peluang wirausaha bagi anak muda di daerah setempat.
Kepala Bidang Mutu dan Layanan Pendidikan DPPAD Papua Yulianus Kuayo di Sentani, Kamis (22/5), mengatakan pendidikan vokasi memberikan bekal keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja maupun dunia usaha.
"Pendidikan vokasi itu menjawab kebutuhan nyata di lapangan, anak-anak Papua tidak perlu menunggu jadi pegawai negeri atau kerja kantoran, mereka bisa berwirausaha dengan keterampilan yang mereka miliki," katanya.
Dia mengatakan pemerintah daerah setempat sedang mendorong pendidikan berbasis potensi lokal, seperti perikanan, pertanian, peternakan, dan teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang ekonomi kreatif.
"Kita tidak lagi mengejar angka-angka lulusan, tetapi bagaimana anak-anak ini setelah lulus punya skill dan bisa hidup mandiri, mereka bisa membuka bengkel, usaha kuliner, menjahit, atau jadi teknisi di kampung sendiri," ujarnya.
Dia menjelaskan pendidikan vokasi juga menjadi solusi untuk mengurangi ketimpangan pembangunan dan pengangguran, terutama di daerah pedalaman dan pesisir yang minim akses terhadap perguruan tinggi.
"Ini bukan cuma soal pendidikan, tetapi juga tentang masa depan Papua, anak muda yang terampil dan mandiri merupakan kunci pembangunan Papua yang berkelanjutan," katanya.
Dia menambahkan berdasarkan data pada 2023, jumlah siswa SMK di Papua mencapai 13.363 orang, tersebar di sekolah negeri dan swasta.
Data BPS Provinsi Papua menunjukkan jumlah siswa SMK hingga 2023 mencapai 13.363 orang, tersebar di SMK negeri 9.433 orang dan SMK swasta 3.930 orang.