Jayapura (Antara Papua) - Mayoritas nelayan di Kota Jayapura, Provinsi Papua, masih mengandalkan tonda (troll line) atau alat tangkap ikan tanpa umpan, dalam mencari nafkah di laut.
"Sebagian besar nelayan Jayapura masih menggunakan alat pancing tonda," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Jayapura Matheys Sibi, di Jayapura, Rabu.
Ia menyebut sekitar 30 persen nelayan di Kota Jayapura, sudah menggunakan jaring purseine atau jaring berukuran besar berbentuk lingkaran untuk menangkap ikan.
Sementara nelayan yang menggunakan alat pancing atau tonda diperkirakan sekitar 70 persen.
Jumlah nelayan asli Papua di Jayapura sebanyak 1.110 orang. Sementara nelayan non papua adalah 1.390 orang.
Dengan demikian jumlah keseluruhan nelayan Jayapura sesuai data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Jayapura sebanyak 2.500 orang.
"Memang jumlah nelayan di Kota Jayapura cukup banyak. Tapi umumnya belum menggunakan peralatan tangkap yang memadai sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan ikan warga di ibukota Provinsi papua ini," ujarnya.
Akibatnya, kata Matheys, pasokan ikan di pasar relatif kurang yang berdampak langsung pada lonjakann harga ikan.
"Saat ini kalau kita ke pasar harga ikan masih tetap tinggi," ujarnya.
Pemerinta Kota Jayapura telah memberikan bantuan berupa tiga unit kapal ikan kepada warga masyarakat yang berdomisili di pesisir Dok IX Jayapura, Mandala Jayapura dan Hamadi.
Adapun nama-nama kapal tersebut masing-masing Numbay Fish 04, Numbay Fish 05, dan Numbay Fish 06.
Ketiga kapal nelayan buatan CV Link Boats, dari Kota Baubau yang dikirim langsung ke Kota Jayapura. "Kapal itu sudah diserahkan ke masyarakat," ujarnya.
Matheys menambahkan, kehadiran tiga kapal ini sebenarnya untuk membantu nelayan menyuplai ikan yang banyak guna memenuhi kebutuhan ikan di daerah itu.
"Tapi kalau ada pendapat lain bahwa ini menggaggu nelayan tradisional, sebenarnya tidak juga," ujarnya. (*)