Timika (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, menargetkan lima distrik (kecamatan) dapat menikmati aliran listrik dalam beberapa tahun ke depan.
Bupati Asmat Elisa Kambu di Timika, Selasa, mengatakan lima distrik tersebut yaitu Pantai Kasuari, Akat, Suator, Sawaerma, dan Sagare.
Sejauh ini, katanya, baru dua dari 23 distrik di Kabupaten Asmat yang telah menikmati aliran listrik yaitu Distrik Kota Agats (ibu kota Kabupaten Asmat) dan Distrik Atsi.
Warga di Kota Agats kini sudah dapat menikmati aliran listrik selama 24 jam per hari, sementara warga di Distrik Atsi baru menikmati listrik enam jam per hari.
"Kalau tidak ada hambatan mulai Agustus ini kami akan menaikkan jam operasi PLN di Distrik Atsi dari enam jam per hari menjadi 12 jam per hari. Pemkab Asmat sudah menyiapkan pembangkit diesel baru, kami akan segera dorong peralatan tersebut ke Atsi," kata Elisa Kambu.
Menurut Elisa Kambu, masyarakat pada lima distrik tersebut akan diupayakan dapat menikmati aliran listrik yang bersumber dari pembangkit diesel yang disediakan oleh Pemkab Asmat dan dioperasikan oleh PLN.
"Tentu kami akan melihat dari aspek pembiayaan. Kalau memungkinkan maka kami akan upayakan seperti itu. Lima distrik ini menjadi prioritas karena membutuhkan kapasitas daya listrik cukup besar. Sedangkan distrik-distrik lain dengan kapasitas daya listrik yang tidak terlalu besar akan kami bangun PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) terpusat," jelas dia.
Pengadaan sarana penerangan listrik yang bisa dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Asmat hingga ke kampung-kampung menjadi salah satu program utama duet Bupati-Wakil Bupati Asmat Elisa Kambu-Thomas E Safanpo yang terpilih pada Pilkada serentak 2015.
"Mengingat usia Kabupaten Asmat sudah 13 tahun, kami menginginkan selama masa kepemimpinan kami sarana penerangan listrik juga harus menjangkau masyarakat yang bermukim di distrik-distrik yang jauh dari Kota Agats," tuturnya.
Ia menambahkan, pembangunan bidang infrastruktur termasuk kelistrikan di Kabupaten Asmat menghadapi kendala utama lantaran kondisi geografis wilayah tersebut yang berada di daerah rawa-rawa dan dikelilingi oleh sungai-sungai yang lebar.
"Karena sungai-sungai di Asmat lebar-lebar dengan bentangan sampai satu hingga dua kilometer, sedangkan tempat pemukiman masyarakat terpencar-pencar, maka untuk menarik jaringan kabel sangat sulit dan membutuhkan biaya besar. Itu yang menjadi hambatan utama pembangunan infrastruktur di Kabupaten Asmat," katanya. (*)