Biak (Antara Papua) - Akademisi Politeknik Kesehatan Jayapura Dr Hermanus Arwam mengakui puskesmas di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Papua masih sangat minim ketersediaan tenaga medis analis laboratorium kesehatan.
"Perlu ada kebijakan khusus memberikan peluang untuk pendidikan sumber daya manusia tenaga analis laboratorium kesehatan di tanah Papua, " katanya saat menyerahkan buku perpustakaan 180 tahun pembangunan kesehatan di tanah Papua di Biak, Minggu.
Ia mengakui akibat kekurangan tenaga analis laboratorium kesehatan di berbagai Puskesmas berakibat diagnosa awal klinis untuk pelayanan penyakit pasien yang berobat tidak tepat dalam diagnosa.
Hermanus mengakui saat ini keberadaan petugas analis laboratorium kesehatan sangat vital untuk mendukung dokter dalam memberikan resep obat terhadap penyakit yang diderita pasien bersangkutan.
Temuan fakta penelitian di lapangan akibat kurang terpenuhi tenaga analis laboratorium di Puskesmas seringkali diagnosa awal gejala klinis terhadap penyakit pasien tidak tepat, ujarnya.
Dia berharap para kepala daerah bupati dan walikota perlu menjadi perhatian untuk dapat membuat kebijakan khusus bagi pemenuhan tenaga analis kesehatan di Puskesmas.
Dalam konteks pemberlakuan UU No 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, menurut dia, maka setiap kabupaten dan kota wajib mengalokasikan anggaran 15 persen bidang kesehatan sebagai upaya untuk pemenuhan dan perbaikan fasilitas fisik sarana prasarana kesehatan yang memadai.
"Masalah ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan juga harus menjadi political will pemimpin daerah sehingga mampu menunjang keberhasilan kinerja Puskesmas dalam pelayanan ke masyarakat," kata Hermanus yang juga menjabat Kadis Kesehatan Kabupaten sarmi.
Terkait dengan penanganan penyakit kronis 10 besar di Papua, menurut Hermanus, harus menjadi program yang berkelanjutan di kabupaten dan kota, satu diantaranya meningkatkan kualitas pendidikan tenaga analis kesehatan yang profesional.
Ketersediaan petugas kesehatan yang profesional menguasai ilmu kesehatan di semuah tempat layanan kesehatan, kata Hermanus, akan memberikan peningkatan kinerja pelayanan pasien yang lebih baik karena mampu mendiagnosa gejalan klinis penyakit dengan benar. (*)