Jayapura (Antara Papua) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Sergius Swabra menyatakan pelayanan kesehatan serta penerapan administrasi di rumah sakit yang dipimpinnya tumpang tindih.
"Pelayanan kesehatan satu atap ini saya bingung karena baru ada di Sarmi, karena satu atap yakni RSUD Sarmi bergabung dengan puskesmas rawat inap Sarmi kota, maka pelayanan kesehatan dan administrasi rumah sakit tumpang tindih, karena semua aset milik puskesmas," kata Sergius ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Rabu.
Menurutnya, Sumber Daya Manusia (SDM)-nya yang bekerja, sebagian dari puskesmas ada juga dari rumah sakit sehingga membingungkan, pelayanan kesehatan yang diberikan tumpang tindih.
"Hingga kini RSUD Sarmi kesulitan dalam pelayanan kesehatan, penerapan administrasi di rumah sakit juga agak sulit," ujarnya.
Dia mengatakan, penerapan laporan rumah sakit pun tumpang tindih, karena di Indonesia yang dikenal hanya pendidikan satu atap yang sudah membumi, tidak ada pelayanan kesehatan satu atap.
Pemberian obat juga tumpang tindih, menurut dia, puskesmas memberikan obat, rumah sakit juga memberikan obat.
"Dalam pelaporan pasien juga kami kesulitan, karena pasien yang sama akan dilaporkan oleh puskesmas, juga pasien yang sama dilaporkan oleh rumah sakit, jadi dalam pemeriksaan ini kami kesulitan, bagaimana memberikan laporan," ujarnya.
Dengan demikian, tambah dia, segera ada pemisahan, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada warga maksimal. Penerapan administrasi rumah sakit juga berjalan dengan baik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai ketika dikonfirmasi mengatakan pelayanan RSUD Sarmi susah dibedakan, karena satu atap antara Rumah Sakit dengan puskesmas. (*)