Jayapura (Antara Papua) - Persatuan gereja-gereja di Tanah Papua mendorong pemerintah dan pihak keamanan untuk menjamin tempat-tempat peribadahan dari segala bentuk intimidasi dan teror.
Ketua Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Pendeta Willem Itaar di Jayapura, Rabu, mengatakan pihaknya juga menolak paham radikalisme dan intoleransi untuk berada di Indonesia.
"Kami gereja di Tanah Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945, menjunjung Bhinneka Tunggal Ika, di mana Indonesia adalah rumah bersama dan seluruh warganya dilindungi oleh negara tanpa membedakan suku, agama, budaya, dan ras," katanya.
Menurut Willem, pihaknya juga menolak dengan tegas istilah "kafir" bagi siapa pun yang beragama di bangsa ini, sebab semua adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Kami gereja di Tanah Papua menyerukan kepada seluruh komponen kemasyarakatan, seluruh anak-anak bangsa untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu SARA yang dipakai untuk menciptakan konflik antarsesama," ujarnya.
Pihaknya juga menyerukan kepada seluruh umat di Tanah Papua untuk meningkatkan nilai-nilai iman, kasih dan damai dalam melayani dan berkarya, tetap takut kepada Tuhan, tekun dalam doa dan firman Tuhan.
"Kami meminta kepada pihak Polri dan TNI dalam bertugas untuk melindungi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya juga mendukung pemerintah yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. (*)