Jayapura (Antara Papua) -Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli merasa prihatin atas terjadinya kembali pertikaian antara para pendukung pasangan calon bupati di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya,Papua, Sabtu (29/7)sehingga jatuh korban jiwa dan harta benda.
"Saya sangat prihatin karena saat berkunjung ke Mulia dan bertemu dengan para pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati mereka menyampaikan tidak akan menyerang. Namun yang terjadi insiden itu terulang hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan harta benda," kata Kapolda Papua Irjen Boy Rafli kepada Antara di Jayapura, Minggu.
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri mengatakan polisi dibantu TNI akan bertindak tegas terhadap mereka yang menjadi provokator karena hal itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Situasi kamtibmas di Mulia kini mulai aman namun aparat keamanan masih terus berjaga jaga di sejumlah kawasan yang dianggap rawan konflik .
Ketika ditanya tentang korban penembakan, Kapolda Papua yang dihubungi melalui telepon selularnya mengaku, saat berupaya melerai kelompok yang bertikai anggota polisi yang sempat mengeluarkan tembakan peringatan itu menggunakan peluru karet.
"Tidak ada anggota polisi yang bertugas saat melerai pertikaian antara para pendukung yang membawa peluru tajam sehingga bisa dipastikan peluru itu tidak berasal dari anggota polisi," ujarnya.
Boy Rafli berharap para calon bupati dan wakil bupati meminta para pendukun menahan diri dan tidak menyerang ke paslon lainnya karena kasus pemilukada Puncak Jaya saat ini masih berproses di MK.
Seharusnya para calon bupati dan wakil bupati meminta para pendukungnya agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menganggu keamanan di Puncak Jaya karena masalahnya masih ditangani MK dan sebaliknya bila nantinya sudah ada putusan dapat diterima dengan lapang dada, harap Kapolda Papua.
Pertikaian antarpendukung di Mulia yang terjadi Sabtu (29/7) mengakibatkan 12 orang luka luka terkena panah dan satu orang tewas akibat terkena tembakan serta 16 rumah atau honai dibakar. (*)