Jakarta (Antaranews Papua) - Program imunisasi rutin termasuk campak di Papua dinilai belum optimal sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kasus penyakit campak di Kabupaten Asmat Papua, kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi.
"Saya memang belum pegang data kuantitatif, yang pasti memang belum optimal soal imunisasi ini," kata Oscar dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa.
Oscar mengatakan masalah geografis dan jangkauan disertai penduduk yang tersebar di beberapa wilayah menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanan program imunisasi rutin.
Selain itu juga Oscar menyebutkan persoalan lain terkait perlakuan terhadap vaksin yang memengaruhi kualitas dan perilaku masyarakat yang belum sadar betul akan pentingnya imunisasi juga menjadi kendala.
"Imunisasi bukan cuma persoalan menyuntik. Tapi bagaimana perlakuan terhadap vaksin, rantai dingin untuk menjaga vaksin tetap aman jadi persoalan yang harus kita jaga. Persoalan bagaimana imunisasi ini masyarakat mau membawa bayinya ke posyandu," kata Oscar.
Direktur Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy juga mengatakan kendala akses geografis dan sosiokultural turut menjadi persoalan dalam hal gizi buruk di Papua.
Ketidaktersediaannya pangan yang cukup menjadi perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Pertanian dalam mengatasi pangan berkualitas di daerah Indonesia timur.
Doddy mengatakan Kementerian Kesehatan sebenarnya sudah memberikan makanan tambahan berupa biskuit tinggi energi, protein, vitamin dan mineral untuk meningkatkan status gizi bagi balita dan ibu hamil.
Namun, pemberian makanan tambahan tersebut juga ada yang masih belum tepat sasaran.
"Terkadang diberikan makanan tambahan, ibunya memberikan ke anaknya, lebih mementingkan anaknya," kata Doddy.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat kasus campak sudah terjadi sejak September 2017 dengan jumlah 558 kasus.
Untuk kasus di 2018 hingga 11 Januari tercatat sebanyak 29 orang menjalani rawat inap dan 34 orang rawat jalan karena campak. (*)