Jayapura (Antaranews Papua) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengajak warga yang berdomisili di kabupaten itu agar mewaspadai permasalahan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi atau yang dikenal dengan sebutan stanting atau kependekan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Dinkes Jayawijaya, Oliphina Rumbekwan ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Jumat, mengemukakan pihaknya mengajak sekaligus mengingatkan warga agar menjaga anaknya dengan baik jangan sampai terkena stanting.
"Masalah stanting atau kependekan, bukan kependekan dari postur tubuhnya tetapi kecerdasannya juga ikut terganggu dan itu sangat fatal untuk anak ini menjadi cerdas kedepan," tambahnya.
Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Padahal, diketahui bersama bahwa anak-anak adalah calon pemimpin bangsa ke depan, artinya harapan bersama kedepan bahwa mereka akan melanjutkan generasi penerus bangsa.
Dari 1.000 desa yang ada di Indonesia, sebutnya di wilayah adat Lapago yang terdiri dari lima Kabupaten yaitu Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Puncak dan Puncak Jaya yang di intervensi.
Intervensi artinya dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam hal ini Universitas Cendrawasih pada 2017 itu Jayawijaya juga masuk dalam kategori stanting.
"Jadi kita akan diintervensi ada 10 desa di wilayah Jayawijaya yang akan diintervensi khusus untuk stanting," ujarnya.
Ia menambahkan hal ini termasuk salah satu upaya yang harus didukung oleh semua pihak, sama-sama sikapi dengan situasi-situasi yang ada saat ini. Diharapkan semua pihak bekerja bersama untuk menangani masalah stunting ini.