Ambon (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan pola sirkulasi angin di Samudera Pasifik Utara Papua dan perairan Kepulauan Mentawai mempengaruhi kondisi cuaca di Maluku pada beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Minggu, mengatakan, pola angin di wilayah Utara ekuator umumnya dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan 4 - 20 knot, sedangkan di wilayah Selatan ekuator umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 4 - 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Selatan Banten, perairan Tanimbar, perairan Kai - Aru, laut Arafuru.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," ujarnya.
Ot mengemukakan gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di perairan Selatan Kepulauan Babar - Kepulauan Tanimbar - Kepulauan Aru serta laut Arafuru bagian Tengah dan Timur.
Sedangkan gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Selatan pulau Buru, laut Buru, laut Banda, perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Letti, laut Arafuru bagian Barat serta laut Maluku.
Menurut dia, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir berpotensi terjadi di kota Ambon serta kabupaten Maluku Tengah maupun Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur(SBT), Buru Selatan dan Kepulauan Aru.
Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Karena itu, kata Ot, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut, apalagi sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Ot mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," ujar Ot.