Timika (ANTARA) - Manajemen PT Freeport Indonesia menyetujui tuntutan karyawan yang melakukan penutupan akses jalan tambang di Mile 72, Tembagapura untuk menyediakan bus dalam kapasitas yang lebih banyak untuk dapat mengangkut karyawan yang libur kerja ke Timika.
Selain itu, manajemen Freeport diketahui juga akan memberikan tunjangan tunai tambahan sebesar Rp750 ribu kepada karyawan yang memilih tidak melakukan perjalanan libur kerja atau tetap tinggal di wilayah Tembagapura dan Pelabuhan Portsite Amamapare.
Dua hal itu tertuang dalam surat interoffice memorandum manajemen Freeport yang ditujukan kepada seluruh karyawannya, Jumat.
"Perusahaan menghargai kinerja angkatan kerja kita, terutama kesabaran dan pengorbanan mereka selama krisis kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Terima kasih atas semua upaya anda, kita mampu menjaga suatu lingkungan kerja yang sehat," tulis manajemen Freeport dalam memo tersebut.
Manajemen Freeport menyebut perusahaan akan mengatur layanan bus Shift Day Off (SDO) dengan tetap mempertahankan protokol COVID-19 yang berlaku di wilayah kerja dan komunitasnya.
Bagi karyawan yang memilih untuk tetap tinggal di wilayah dataran tinggi dan Portsite Amamapare selama jadwal SDO-nya, perusahaan akan memberikan tunjangan tunai tambahan sebesar Rp750.000.
Untuk perjalanan dari dataran tinggi (Tembagapura) ke Timika, perusahaan akan menyediakan kapasitas tempat duduk bus maksimal 600 kursi. Kapasitas ini akan tersedia untuk semua karyawan yang berdomisili di Timika (pemegang KTP Timika) yang bekerja dengan jadwal shift 5/2-5/3 atau 5/2-5/2.
Karyawan dapat mengajukan permintaan kursi perjalanan ke Timika setiap dua minggu sekali. Sistem pemesanan/reservasi bus yang didukung oleh OpEx dan koordinator unit bisnis untuk mengelola dan mengontrol proses pemesanan kursi di bus.
Protokol sanitasi di bus akan diikuti, pemeriksaan suhu tubuh akan dilakukan sebelum naik, dan semua penumpang akan diminta untuk memakai masker saat berada di bus. Jarak fisik dianjurkan untuk diterapkan secara praktis.
"Kami mengimbau kepada semua karyawan dan kontraktor untuk menjaga kebersihan yang baik dan mengikuti protokol Pemerintah terkait COVID-19 selama waktu istirahat. Kapasitas tes dan persyaratan jaga jarak fisik akan mengakibatkan pembatasan kapasitas masuk menjadi sekitar 250 orang per hari," demikian bunyi memo dari manajemen Freeport tersebut.
Prioritas untuk mendapatkan kursi akan didasarkan pada kriteria yang dipilih, dimulai dengan mereka yang belum dijadwalkan untuk cuti atau rotasi dan telah bekerja di dataran tinggi untuk jangka waktu terlama, diikuti dengan tanggal perekrutan (yaitu lamanya masa kerja).
Lebih lanjut ditegaskan, guna melindungi keselamatan semua orang, maka mereka yang memperoleh hasil tes reaktif atau positif saat pengujian untuk perjalanan ke Timika akan dikarantina. Hal ini akan ditinjau kembali secara berkala, tergantung pada kondisi kesehatan.
Kapasitas yang berkurang pada perjalanan ke Timika dapat mengakibatkan daftar tunggu untuk masuk ke dataran tinggi. Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengakomodasi pemesanan perjalanan ke Timika. Jika kapasitas perjalanan itu tidak mencukupi, karyawan akan menerima gaji pokok selama hari-hari tunggu.
"Bagi mereka yang tidak segera dialokasikan slot perjalanan kembali, sistem penawaran serupa akan diterapkan untuk memprioritaskan calon penumpang yang kembali ke dataran tinggi. Berdasarkan prioritas ini, calon penumpang akan dijadwalkan dan dihubungi ketika slot untuk tes COVID-19 untuk kembali dan alokasi kursi bus tersedia," jelas manajemen Freeport.
Juru Bicara PTFI Riza Pratama menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa menjaga lingkungan kerja yang sehat.
"Mari kita bekerja sama untuk segera memulihkan operasi dan produksi kita. Hal ini akan memungkinkan kita untuk terus mencapai tujuan jangka panjang dan menghargai upaya para pekerja kita untuk mendukung mitigasi COVID-19 yang berkelanjutan dan produksi yang aman," kata Riza.
Sebelumnya, karyawan Freeport dan sejumlah perusahaan subkontraktornya memblokade ruas jalan tambang di sekitar Ridge Camp, Mile 72, Tembagapura sejak Senin (24/8) hingga Kamis (27/8).
Kapolsek Tembagapura Ipda Aduard Edison mengatakan situasi kamtibmas di wilayah Tembagapura tetap kondusif meski beberapa hari akses di jalan Mile 72 diblokade karyawan.
"Palangnya sudah dibuka tadi siang. Pihak perusahaan sudah mengeluarkan Interoffice Memorandum yang dibacakan dihadadapan karyawan bersama Ketua DPRD Mimika Robby Omaleng," kata Ipda Edison.
Berita Terkait
PT Freeport masih pertimbangkan izinkan karyawan libur ke Timika
Selasa, 25 Agustus 2020 2:56
Eks karyawan Freeport dan mahasiswa demo di Kantor Gubernur Papua
Rabu, 31 Juli 2019 8:25
Polisi belum tahu karyawan Freeport tidak demo tuntut "golden bonus"
Senin, 5 Juni 2017 17:56
Kapolda Papua: jangan anarkis saat demo mogok kerja karyawan Freeport
Minggu, 30 April 2017 16:45
Ratusan karyawan Freeport gelar demo di Timika
Jumat, 21 April 2017 13:18
Demo Karyawan Freeport
Jumat, 17 Februari 2017 19:56
Gempa 5,1 SR guncang Jayapura Papua
Selasa, 9 Desember 2014 0:02