"Memang kami tidak merekomendasi KBM dilaksanakan di kabupaten dan kota di Papua yang masuk zona merah termasuk Kota Jayapura," kata Ketua IDAI Papua dr Reny Bagus Spa kepada ANTARA di Jayapura, Senin.
Dijelaskan, belajar tatap muka di wilayah zona merah belum disarankan karena anak sangat rentan tertular COVID-19.
IDAI Papua berharap perlu adanya kajian secara menyeluruh dengan melibatkan semua pihak sebelum penerapan KBM tatap muka atau sekolah kembali dibuka.
Selain itu, protokol kesehatan benar-benar dipersiapkan sebelum termasuk menyediakan masker selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan air bersih untuk mencuci tangan.
Ia mengatakan orang tua juga diminta mengajarkan penggunaan masker bagi anak-anaknya sehingga mereka mau menggunakannya dan mengetahui pentingnya penggunaan masker.
Saat ini jumlah anak usia sekolah yang positif COVID-19 di Papua cukup tinggi yakni mencapai 10 persen dari seluruh pasien positif corona baru yang tercatat 3.681 orang.
Jumlah anak usia hingga 18 tahun yang positif COVID-19 di Papua memang cukup tinggi dibanding pasien lanjut usia (lansia) yang tercatat empat persen, kata Renny.
Dikatakannya, tingginya tingkat penularan di kalangan anak-anak disebabkan berbagai faktor diantaranya mereka sering berada ditempat keramaian akibat berkumpul dengan teman-temannya.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah anak usia sekolah terpapar COVID-19 sehingga harus dipersiapkan secara keseluruhan sebelum memberlakukan KBM di era pandemi COVID-19, katanya.