Dari 63 pekerja migran itu, seorang di antaranya berkebangsaan Malaysia yang suaminya berasal dari Indonesia, kata Kepala Badan Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Pemprov Papua Suzanna Wanggai kepada ANTARA di Jayapura, Senin.
Dikatakannya, pesawat yang mengangkut puluhan pekereja migran (PMI) itu tiba sekitar pukul 11.00 WIT di Bandara Frans Kaisepo, Biak setelah menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam.
Setibanya di Biak, mereka langsung diperiksa kesehatannya sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19, yakni melalui pemeriksaan rapid tes, kata Suzanna yang mengaku berada di Biak untuk menerima para PMI tersebut.
Diakui, dari laporan yang diterima mengungkapkan kepulangan mereka karena beberapa faktor di antaranya tidak diperpanjang kontrak kerjanya.
Memang dampak yang ditimbulkan COVID-19 luas, karena banyak perusahaan yang tidak bisa beroperasi secara penuh hingga mengurangi tenaga kerjanya, jelas Suzanna Wanggai.
Selain negara Kepulauan Solomon, pekerja migran yang sebelumnya bekerja di Papua Nugini juga dipulangkan melalui pos lintas batas negara (PLBN) Skouw, Jayapura.