Kabar tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumatera Utara dr Aris Yudhariansyah yang dikonfirmasi ANTARA, Senin.
"Iya, almarhum positif COVID-19," katanya singkat.
Aris mengatakan bahwa Parulian meninggal pada Senin pagi (28/9) di Rumah Sakit Bunda Tamrin Medan. Ia mulai dirawat di rumah sakit dengan status positif COVID-19 pada Senin (21/9).
"Kondisi almarhum memang sudah berat," katanya.
Pada kesempatan itu, Aris meminta seluruh masyarakat Sumut untuk mematuhi aturan protokol kesehatan, mengingat masih tingginya angka positif COVID-19 di wilayah tersebut.
"Tetap 3 M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Cuma sekarang kita melihat bahwa warga kita ini sudah menggunakan masker, tapi asal-asalan, menggunakan masker yang asal-asalan sama aja membunuh diri," katanya.
Menurutnya, penggunaan masker sesuai standar merupakan langkah yang paling efektif dalam mencegah penularan COVID-19.
"Masker itu kan harusnya digunakan setiap saat, masker yang standar dan gunakan sesuai dengan kondisinya. Jangan dipakai di dagu. Pada saat dirazia, dinaikkan saja," katanya.*