Beijing (ANTARA) - China mulai menghitung kebutuhan vaksin COVID-19 dalam negeri, khususnya untuk orang-orang yang bekerja di sektor berisiko tinggi.
Sebelumnya China sedang berencana memberikan vaksin kepada 50 juta orang kelompok berisiko tinggi yang diperkirakan akan dilakukan sebelum Tahun Baru Imlek pada 12 Februari 2021, demikian media resmi setempat, Selasa.
Imlek merupakan puncak kepadatan arus mudik terbesar di dunia. Wabah COVID-19 pertama kali merebak di Wuhan menjelang perayaan terbesar warga China itu.
Setelah 50 juta orang menerima vaksin, maka risiko penularan COVID-19 sedikit berkurang.
Hanya 70 persen dari total populasi, maka masyarakat China sudah memenuhi standar minimum kelompok imunitas terhadap COVID-19, demikian pendapat para pakar.
Hampir sejuta warga telah menjadi relawan uji vaksin. Uji klinis tahap pertama hingga ketiga menunjukkan bahwa vaksin buatan China aman digunakan.
"Ada beberapa yang mengalami dampak minor, namun tidak satu pun yang mengalami dampak serius," kata Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Zheng Zhongwei.
Berita Terkait
Kabar terkini pandemi COVID-19 berbagai negara dunia
Senin, 24 Januari 2022 14:24
Perusahaan China donasikan alat penanggulangan COVID-19 untuk Indonesia
Sabtu, 11 September 2021 12:01
50 juta warga China sudah harus diimunisasi vaksin COVID-19 sebelum Imlek
Selasa, 5 Januari 2021 17:00
China memberi persetujuan bersyarat pemasaran vaksin
Kamis, 31 Desember 2020 18:50
Turki terima pengiriman pertama vaksin COVID-19 dari Sinovac
Rabu, 30 Desember 2020 14:49
Turki sebut vaksin Sinovac dari China 91,25 persen efektif
Jumat, 25 Desember 2020 10:57
Mutasi virus corona baru belum ditemukan, China perketat pengamanan
Rabu, 23 Desember 2020 8:47
Dolar AS jatuh ke terendah hampir 3 bulan, investor serbu uang berisiko
Sabtu, 28 November 2020 6:57