Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo dengan bergurau mengatakan bahwa kabinet Indonesia Maju yang dipimpinnya mirip seperti kabinet Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) karena berisi sejumlah kader organisasi tersebut.
"Kabinet Indonesia Maju sekarang ini kaya kabinet HIPMI. Saya tidak tahu berapa yang dari HIPMI, Pak Bahlil, Pak Lutfi, Pak Erick, Mas Sandi, siapa lagi? Saya jangan dihitung, banyak sekali kabinet HIPMI," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tahun 2021.
Sejumlah kader HIPMI yang duduk di kabinet antara lain Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang juga ketua Badan Pengurus Pusat HIPMI periode 2015-2019; Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang merupakan Ketua Nasional HIPMI pada periode 2001–2004; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno adalah Ketua Umum HIPMI periode 2005-2008 selanjutnya Menteri BUMN Erick Thohir selaku pengurus HIPMI saat organisasi itu dipimpin Sandiaga Uno.
"Saya paham bahwa tantangan yang dihadapi dunia usaha tahun ini tidak mudah, tidak gampang sangat berat, bukan hanya pengusaha tapi juga seluruh rakyat Indonesia dan bahkan seluruh warga dunia, menghadapi krisis kesehtan sekaligus perekonomian yang berat," tambah Presiden.
Namun Presiden Jokowi meyakini kader HIPMI tidak ada kata menyerah.
"Tidak istilah patah semangat. Saya yakin kader HIPMI pasti dapat membalik sebuah tantangan menjadi sebuah peluang, membalikkan bencana ini menjadi sebuah kebangkitan ekonomi kita asalkan kader HIPMI membuktikan semboyannya di dunia nyata menjadi pejuang pengusaha dan pengusaha pejuang," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan untuk mendorong pemerataan ekonomi ke daerah, pemerintah juga mendorong kolaborasi investor-investor besar dan investor-invesotor baru dengan pengusaha-pengusaha di daerah.
"Tujuannya agar pengusaha daerah merasakan langsung manfaat investasi," tambah Presiden.
Presiden mengaku telah menerima laporan tiap minggu dari kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengenai perkembangan kolaborasi investor besar dengan UMKM yang pada tahap I telah tereksekusi senilai Rp1,5 triliun.
"Ini angka yang lumayan besar tapi kita harapkan terus meningkat terus pola-pola kemitraan seperti ini," ungkap Presiden.
Kemitraan itu termasuk untuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia.
"Saya paham teknologi dalam negeri kita masih belum kuat, silakan teknologi diambil dari perusahan luar tidak apa-apa tapi produksinya di dalam negeri. Tentu saja kita selalu mewajibkan transfer teknologi dan kemampuan SDM untuk bisa naik kelas sehingga sehingga membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat," tambah Presiden.
Ia pun meminta para menteri terkait mengawal kebijakan kemitraan tersebut.
"Saya minta menteri-menteri terkait untuk mengawal kebijakan ini kepada menteri perekonomian, menteri perdagangan, menteri BUMN dan juga kepala BKPM, menteri pariwisata yang semua kita tahu senior-senior HIPMI kita," kata Presiden.