Timika (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua, sejak beberapa hari terakhir melakukan vaksinasi COVID-19 kepada tenaga pelayanan publik di wilayah itu seperti petugas di Bandara Mozes Kilangin Timika, selain melakukan vaksinasi kepada anggota TNI dan Polri.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Kamis, mengatakan pekan ini jajarannya akan menuntaskan vaksinasi dosis pertama kepada anggota TNI dan Polri, dimana pelayanan dilakukan secara bergerak yaitu mengunjungi satuan-satuan TNI dan Polri di Kabupaten Mimika.
"Sambil menuntaskan vaksinasi kepada anggota TNI dan Polri, mulai pekan ini kami juga akan melakukan vaksinasi kepada para pelayan publik yang lainnya yaitu petugas di Bandara Timika, Pelabuhan Pomako, ASN dan honorer di lingkungan Pemkab Mimika, pekerja media massa, karyawan perbankan dan BUMN," jelas Reynold.
Ada tiga pendekatan yang dilakukan oleh Dinkes Mimika dalam melakukan vaksinasi pelayan publik yaitu pelayanan statis dimana ASN dan pekerja media mendatangi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas untuk menerima suntikan Vaksin Sinovac.
Perlakuan serupa juga diberikan kepada orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, para lansia dan penyintas COVID-19 yang khusus akan dilayani di RSUD Mimika.
Sementara pendekatan pelayanan bergerak dilakukan kepada para prajurit TNI dan Polri dan selanjutnya pelayanan massal di beberapa titik.
"Kami masih mempertimbangkan pelayanan massal karena harus memperhitungkan ketersediaan vaksinator," jelas Reynold.
Ia memastikan ketersediaan Vaksin Sinovac untuk para pelayan publik di Kabupaten Mimika cukup memadai, dimana beberapa waktu lalu Dinkes Papua telah mengirim sebanyak 500 vial Vaksin Sinovac ke Timika.
"Untuk ketersedian vaksin di Mimika cukup memadai karena kami selalu didukung oleh Dinkes Provinsi Papua. Ketika kabupaten/kota mengajukan permintaan, pasti akan dikirim," jelasnya.
Dinkes Mimika juga akan menarik seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas pedalaman terutama di wilayah pesisir untuk mendapatkan suntikan Vaksin Sinovac di Timika.
Reynold mengatakan jajarannya mempertimbangkan banyak aspek sehingga tidak melakukan vaksinasi COVID-19 di pedalaman karena risiko kegagalan yang tinggi akibat jarak tempuh perjalanan yang cukup jauh memakan waktu lebih dari enam jam, ketidaktersediaan fasilitas rantai dingin untuk penyimpanan vaksin yang tidak boleh disimpan pada suhu di atas 8 derajat.
Selain itu, vaksinasi COVID-19 yang dipusatkan di Kota Timika juga untuk mengantisipasi adanya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Dinkes Mimika memastikan sejak pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di wilayah itu sejak 22 Januari lalu hingga kini belum ada laporan kejadian serius pascaimunisasi.
"Ada kejadian tapi semuanya non serius seperti rasa ngantuk, demam dan rasa sakit di tempat suntikan. Saya kira itu hal yang wajar," kata Reynold.