Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan dan IDI menyampaikan rasa duka cita dan menyesalkan peristiwa kekerasan yang dialami tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
''Kami sangat menyayangkan peristiwa yang terjadi, sehingga saudari Gabriela Meilan gugur dalam melaksanakan tugas,'' kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta Kamis malam.
Kemenkes RI sebelumnya menerima informasi dari Polda Papua terkait dengan tindakan kekerasan yang melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap sepuluh tenaga kesehatan, sebanyak delapan orang sudah memperoleh perlindungan di pos TNI, kata Widyawati.
"Sebelumnya sebanyak dua orang tenaga kesehatan dinyatakan ditahan oleh KKB, namun setelah dilakukan pencarian oleh TNI-Polri, satu orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup dan satu lagi dalam kondisi meninggal dunia dan saat ini masih menunggu proses evakuasi," katanya.
Widyawati berterima kasih atas tindakan cepat dari Pihak TNI-Polri dalam menemukan kedua korban dan berharap aparat terkait dapat menindak tegas para pelaku.
''Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam menjamin pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga keselamatan mereka menjadi hal yang utama. Terlebih lagi Indonesia masih berperang melawan pandemi COVID-19 di mana peran tenaga kesehatan sangat krusial,'' katanya.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mendapatkan informasi perkembangan dari kasus tersebut.
Sementara itu duka cita juga disuarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui akun Instagram @ikatandokterindonesia, Kamis malam.
Akun dengan 126 ribu pengikut itu memposting pita hitam sebagai visualisasi rasa duka cita serta #SaveNakesIndonesia dan #KamiBukanTarget.
Tim Mitigasi bersama IDI wilayah Papua akan memberikan pernyataan resmi melalui jumpa pers secara virtual yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat (17/9) pukul 07.00 WIB dan 09.00 WIT dengan menghadirkan pembicara Ketua IDI Papua Donald Aronggear.*