Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Jayapura, Papua, melibatkan 30 siswa guna menjadi agen perubahan yang nantinya akan memberikan sosialisasi kepada teman-teman lainnya tentang masalah perundungan pada lingkungan sekolah.
Kepala SMP Negeri 3 Jayapura, Mudji Taba Yusuf kepada ANTARA di Jayapura, Minggu, mengatakan sebagai sekolah penggerak angkatan pertama di Kota Jayapura pihaknya memberikan perhatian penuh agar tidak ada murid yang melakukan perundungan dengan sesama.
"Sebagai sekolah penggerak, kami memiliki program perundungan yang mana para guru memilih 30 siswa untuk dijadikan agen perubahan, mulai dari kelas 7,8 dan 9," katanya.
Menurut Mudji, 30 siswa tersebut akan dilatih oleh para guru, jenis-jenis perundungan seperti apa dan bagaimana cara menyampaikan kepada temannya.
"Seperti, tidak boleh memalak, lalu saling sindir menyindir serta tidak melakukan pelecehan seksual," ujarnya.
Dia menjelaskan dalam mencegah terjadinya perundungan, pihaknya menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan orang tua, sehingga dalam pengawasan bukan hanya di sekolah tapi juga di lingkungan rumah.
"Sehingga jika ada murid yang melakukan hal tersebut maka dengan tegas kami memberikan sanksi," katanya lagi.
Dia menambahkan dengan di bentuknya agen perubahan tersebut maka diharapkan tidak ada lagi perbuatan tercela yang anak-anak lakukan, karena tingkat pengawasan bukan hanya sekolah namun juga di rumah.