Jayapura (ANTARA) - Ketua Umum panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI sekaligus Bupati Jayapura, Provinsi Papua Mathius Awoitauw mengatakan, balai adat merupakan simbol kebangkitan masyarakat adat di wilayah itu.
"Kami punya jati diri, harga diri dan punya nama baik yang dilambangkan dengan kebesaran balai adat," katanya dalam pers yang diterima Antara di Jayapura, Sabtu.
Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) IX di Kabupaten Jayapura sedang dirayakan masyarakat adat setempat bersama masyarakat adat nusantara sejak 24 Oktober 2022 sekaligus pelaksanaan KMAN VI di wilayah adat Tabi.
Menurut Mathius, balai adat adalah tempat di mana masyarakat adat menggunakan untuk mengambil keputusan-keputusan besar dan penting terkait masa depan masyarakat adat yang melekat dengan tanah, hutan dan sumber daya alamnya.
"Dengan demikian balai adat inilah merupakan simbol persatuan dan kebersamaan terjaga sebagai masyarakat adat dan bagaimana masyarakat adat bersatu membangun kampungnya," ujarnya.
Selanjutnya balai adat tersebut merupakan simbol masyarakat adat untuk bersatu memikirkan masa depan anak-anak sebagai generasi penerus di tengah derasnya arus globalisasi yang akan mengancam kehidupan dan eksistensi masyarakat adat.
Terkait itu pihaknya mengajak masyarakat adat agar senantiasa menjaga hutan, tanah dan jangan dialihkan ke pihak lain karena hutan dan tanah adalah sumber kehidupan dan masa depan anak-anak.
Peresmian balai adat Kampung Meikari berlangsung di Kampung Mamei Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura pada, Jumat (28/10).