Kepala BMKG V Jayapura Yustus Rumakiek di Jayapura, Senin, mengatakan, gempa yang terjadi sejak tanggal 2 Januari itu berawal dari gempa berkekuatan 5,4 magnitudo.
"Memang sejak terjadinya gempa tanggal 2 Januari itu hingga kini masih terjadi gempa susulan dengan skala bervariasi," katanya.
Senin (6/2) pukul 08:31:05 WIT terjadi gempa susulan berkekuatan M3.1 dengan pusat gempa terletak di koordinat 2.53° LS dan 140.69° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak tiga kilometer Barat Laut Kota Jayapura, Papua.
Sebelumnya pukul 08:19:34 WIT gempa bumi tektonik juga terjadi di Kota Jayapura dengan magnitudo 4.6 dan episenter terletak pada koordinat 2.51° LS dan 140.69° BT, atau tepatnya berlokasi di darat dengan jarak tiga kilometer Barat Laut Kota Jayapura di kedalaman 10 km, kata Yustus.
Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme patahan, lanjutnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang melintas di wilayah Kota Jayapura.
Untuk itu masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali masuk ke dalam rumah," ujar Yustus Rumakiek.
Sementara itu Kepala Bidang Observasi BMKG Wilayah V Jayapura Danang Pamuji mengatakan belum dapat dipastikan kapan gempa susulan yang terjadi di Kota Jayapura berhenti.
"BMKG belum dapat memastikan kapan gempa susulan akan berakhir," katanya. Menurutnya, hal serupa pernah terjadi di Maluku dimana tercatat 300 kali gempa susulan yang terjadi pada September 2019. Bahkan dari total aktivitas gempa bumi yang dirasakan sebanyak 300 kali dan terjadi hingga bulan Pebruari 2020.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ada 914 gempa sejak Januari, BMKG Jayapura imbau cek bangunan rumah