Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Papua berharap adanya kerja sama pemerintah daerah (pemda) dalam meningkatkan cakupan imunisasi campak agar anak-anak tidak mudah terinfeksi virus tersebut.
Kepala Seksi Imunisasi Dinas Kesehatan Papua Elianus Tabuni di Jayapura, Jumat, mengatakan bahwa kerja sama itu guna meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap virus penyebab campak.
"Dengan adanya kerja sama ini, kami yakin Provinsi Papua akan terhindar dari virus penyebab campak," kata Elianus Tabuni.
Selain itu, pihaknya juga melakukan konsolidasi dengan jejaring yang ada di tiga daerah otonomi baru (DOB) agar Tanah Papua terhindar dari virus tersebut.
Berdasarkan laporan di Papua Tengah, menurut Elias, ada dua orang yang meninggal akibat wabah campak tersebut. Oleh karena itu, pihaknya akan memperkuat konsolidasi agar tidak ada lagi yang terkena virus tersebut.
Elias mengatakan bahwa pihaknya mengupayakan advokasi yang ke tiga provinsi baru terkait dengan situasi tersebut sehingga pemerintah provinsi baru memiliki pengetahuan tentang situasi imunisasi di wilayahnya.
Karena COVID-19 sudah melandai, dia berharap semua pihak bisa memberi perhatian serius untuk mengampanyekan imunisasi campak bagi orang tua di Papua.
Ia menjelaskan gejala campak pada anak biasanya muncul 10—12 hari setelah terinfeksi virus. Gejala awalnya sangat mirip dengan gejala flu, seperti pilek, batuk, mata merah, demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
"Jika melihat anak terkena gejala tersebut, silakan lakukan pemeriksaan puskesmas atau rumah sakit. Untuk itu, para orang tua harus melakukan imunisasi campak," katanya lagi.
Dinkes Papua berharap ada kerja sama pemda tingkatkan imunisasi campak
Dengan adanya kerja sama, kami yakin Provinsi Papua akan terhindar dari virus penyebab campak