Biak (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) meminta umat Budha Biak Numfor, Papua memfungsikan Vihara sebagai tempat ibadah dan tidak boleh menggunakan untuk kepentingan politik praktis menghadapi Pemilu 2024.
"Jadikan Vihara sebagai tempat rumah ibadah membina keimanan umat dalam mendekati dirinya kepada Parama Budha," ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Budha Kementerian Agama RI Supriyadi M.Pd menghadapi Pemilu serentak 2024, Sabtu.
Ia mengingatkan, agenda politik Pemilu serentak 2024 merupakan proses demokrasi lima tahunan di Indonesia sehingga semua umat Budha Biak dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Untuk memberikan hak pilihnya di pemilu, menurut Supriyadi, dipersilahkan memilih sesuai dengan hati nurani masing -masing.
"Soal pilihan dalam pemilu adalah hak pribadi dan lakukan dengan cermat sesuai hati nurani bersangkutan," ujarnya.
Dirjen Bimbingan Masyarakat Budha Supriyadi mengajak umat Budha Biak Numfor untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung dan menyukseskan Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023.
Diakuinya, karena kegiatan STC Biak merupakan agenda nasional pariwisata Nasional maka semua umat Budha ikut terlibat langsung menyukseskan kegiatan pariwisata STC 2023.
Sementara itu, Plt Sekda Biak Numfor ZL Mailoa mengajak umat Budha senantiasa menjaga kedamaian dan kenyamanan kota Biak.
"Umat Budha Biak Numfor terus mendukung program pemerintah daerah untuk Biak religius berkarakter dan berbudaya," katanya
Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Biak selaku Ketua Panitia renovasi pugar Vihara Susanto Pirono menegaskan,umat Buddha Biak Numfor turut berkontribusi menjaga kedamaian dan kenyamanan kota Biak.
"Selama puluhan tahun umat Buddha Biak Numfor sudah hidup berdampingan dan menjaga hubungan toleransi kehidupan dengan semua umat beragama," katanya.
Implementasi kerukunan beragama diwujudkannya umat Buddha, menurut Susanto, di saat bulan puasa pihaknya menggelar buka kegiatan bersama dengan umat Islam.
Sedangkan di bulan Desember merayakan Natal, lanjut Susanto, umat Buddha Biak Numfor ikut merayakan Natal sebagai pengamalan nilai-nilai toleransi antar umat beragama.
Disinggung dana pembangunan renovasi Vihara Budha Dharma Biak, menurut Susanto, anggaran yang dikeluarkan membangun rumah ibadah umat mencapai Rp5 miliar.
"Kapasitas rumah ibadah Vihara Biak dapat menampung 400 umat Buddha dengan luas tanah dua hektare," kata Susanto Pirono.
Operasional Vihara Biak ditandai pengguntingan pita dan pembukaan kunci pintu dilakukan Dirjen Bimmas Buddha Kemenag Supriyadi,Plt Sekda ZL Mailoa, Kakanwil Kemenag Papua Pdt Klemens Taran, para Bhikkhu dan Forkompinda Biak.