Jayapura (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Papua Maluku menyampaikan stok Liquefied Petroleum Gas (LPG) pada bright gas dalam kondisi aman di mana hingga 92 hari ke depan.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Edi Mangun di Jayapura, Kamis, mengatakan hingga kini penggunaan LPG bright gas di Papua masih sekitar 12 persen.
“Karena penggunaan masih 12 persen sehingga kondisi stok selama 92 hari ke depan ini terbilang cukup aman,” katanya.
Menurut Edy, guna menaikkan penggunaan bright gas, pihaknya mulai menjalankan program konversi dari minyak tanah (mitan) ke gas hal ini dilakukan agar terjadi pemerataan energi pada wilayah kerjanya.
“Kami telah melakukan sosialisasi dan edukasi baik via media sosial maupun secara langsung, serta memberikan promo yang sudah pernah dilakukan seperti bundling Pertamax dan Bright gas, promo beli tabung dapat cash back serta program konversi mitan ke bright gas untuk UMKM,” ujarnya.
Dia menjelaskan seperti diketahui minyak tanah merupakan beban subsidi Pemerintah, selain itu karena ada konversi minyak tanah ke LPG, kini minyak tanah dapat digunakan untuk BBM Aviation Turbine (Avtur).
“Selama ini kan minyak tanah digunakan untuk masak air, bisa juga buat bakar sampah, dan ini bisa diolah menjadi bahan bakar penerbangan,” katanya lagi.
Dia menambahkan untuk itu pihaknya mengajak agar mari bersama bantu negara dengan meninggalkan minyak tanah dan beralih menggunakan LPG.
“Pertamina membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji untuk mengejar ketertinggalan pemerataan energi nasional dan terus berupaya melaksanakan sosialisasi agar masyarakat wilayah Papua Maluku dapat beralih dari minyak tanah ke LPG,” ujarnya lagi.