Biak (ANTARA) - Kabupaten Biak Numfor pada tahun ini bakal menjadi pusat ekspor ikan tuna segar terbesar di Tanah Papua.
Komitmen Pemerintah mewujudkan Biak menjadi pusat ekspor tuna terbesar di Papua karena didukung oleh sumber daya perairan Biak sebagai penghasil ikan tuna jenis sirip kuning.
Biak Numfor merupakan kabupaten yang terdiri atas kepulauan dan berada di bibir Samudera Pasifik sebagai daerah maritim terdepan di Indonesia. Kawasan ini memiliki potensi keanekaragaman sumber daya hayati laut dan ekosistem kelautan yang berlimpah.
Potensi kekayaan alam perairan Biak dengan ikan tuna menjadi salah satu modal dasar yang harus dikelola berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat asli di wilayah Indonesia timur.
Perairan Biak masuk dalam Wilayah Penangkapan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717 dengan memiliki potensi ikan tuna yellow fin sebanyak 1 juta ton per tahun.
Dengan potensi besar ikan tuna segar sebesar itu maka prospek ekonomi hasil sumber daya kelautan pulau Biak berpeluang untuk diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, dan China.
Potensi perikanan di perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik ini sebesar 1 juta ton/tahun, sedangkan yang boleh ditangkap di perairan ini sebesar 843.755 ton/tahun dengan jenis ikan pelagis, lobster, rajungan, hingga cumi-cumi.
"Hasil perikanan perairan Biak sekitar 1 juta ton setiap tahun itu berpotensi mendatangkan pendapatan negara bukan pajak mencapai Rp17 triliun/tahun," ujar Bupati Herry Ario Naap.
Jumlah tersebut relatif masih kecil dibandingkan dengan potensi kekayaan sumber daya perikanan yang dimiliki Provinsi Papua dengan luas sekitar 312.224,37 km2.
Garis pantai perairan Papua Utara sepanjang 1.170 mil laut dengan luas perairan teritorial mencapai 45.510 km2 yang di dalamnya mengandung berbagai jenis ikan.
Penerbangan langsung
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistyo menyatakan pembahasan Biak menjadi pusat ekspor tuna di Papua terus dilakukan KKP dengan pemangku kepentingan termasuk pihak maskapai penyedia jasa angkutan udara.
Bahkan, rencana ekspor langsung ikan tuna dari Bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak ke Bandara Narita, Jepang, sudah disiapkan untuk mendapat slot penerbangan.
Sampai saat ini sudah ada komitmen dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Perhubungan untul merealisasi ekspor tuna segar.
Kepastian waktu ekspor langsung ikan tuna ke Jepang sejauh ini masih intens dibahas dengan mitra terkait, perusahaan, dan para pengusaha eksportir.
Diperkirakan pelaksanaan ekspor tuna segar langsung dari Biak segera terwujud di tahun ini.
Adapun kapasitas ekspor ikan dengan angkutan udara setiap penerbangan mencapai 20 ton.
Target jumlah ekspor tuna yang disepakati dari perairan Biak itu ditunjang oleh potensi sumber daya perikanan ikan tuna segar.
Dukungan lain untuk menopang ekspor ikan tuna segar ke Narita, Pemkab Biak bersama KKP membangun kampung nelayan modern Samber-Binyeri sebagai kampung nelayan orang asli Papua.
Pembangunan kampung nelayab itu juga untuk menjaga pelestarian sumber daya ikan tetap terjaga dan dapat memberikan kesejahteraan terhadap nelayan.
Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Terukur diharapkan mampu menyediakan perluasan dan kesempatan kerja serta meningkatkan nilai tambah. Selai itu juga untuk menjaga daya saing hasil perikanan, kepastian berusaha, serta kontribusi bagi dunia usaha.
Penangkapan terukur merupakan sistem penangkapan ikan yang terkendali dilakukan berdasarkan zona tertentu dan kuota penangkapan ikan guna menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya.
Selain itu juga untuk memberikan kesempatan berusaha guna meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Kekayaan alam yang dimiliki Biak menjadi salah satu modal dasar yang harus dikelola dengan optimal dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran, khususnya rakyat setempat.
Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia tersebar di perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE) serta terdapat peluang untuk memanfaatkan sumber daya ikan di laut lepas.
Sektor kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan.
Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang kelautan dan perikanan, ketahanan pangan, hingga pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Tantangan yang saat ini dihadapi dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor, antara lain, belum optimalnya pengendalian penangkapan ikan yang berpotensi mengancam keberlanjutan sumber daya ikan dan ekosistem.
Alasan kedua, masalah tata kelola perikanan tangkap yang belum terintegrasi dan belum pula optimal untuk menumbuhkan ekonomi wilayah sesuai dengan potensi sumber daya alam perikanan.
Problem ketiga adalah masalah infrastruktur dan konektivitas pelabuhan perikanan termasuk sarana dan prasarana lainnya yang belum memadai dan merata.
Masalah selanjutnya adalah ketersediaan bahan baku yang tidak stabil dengan daya saing dan mutu produk perikanan yang belum memadai.
Untuk memastikan kelestariaan sumber daya ikan tetap terjaga dan dapat memberikan kesejahteraan nelayan, kebijakan yang saat ini disusun bakal mampu menyediakan perluasan dan kesempatan kerja serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil perikanan, kepastian berusaha, serta kontribusi bagi dunia usaha.
Tingkatkan pendapatan nelayan
Ekspor ikan tuna segar perdana dijadwalkan pada Februari 2024. Langkah ini dipastikan berdampak terhadap pendapatan asli daerah (PAD) setempat.
Bagi Dinas Perikanan Provinsi Papua, dengan adanya ekspor ikan tuna segar dari Biak ke Narita Jepang maka dapat mendatangkan pendapatan asli daerah
"Pemprov Papua mendukung rencana ekspor ikan tuna langsung dari blBandara Biak menuju Jepang," kata Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Karlos Matuan.
Mengapa ekspor langsung dari Biak, menurut dia, supaya hasil laut Biak lebih dikenal banyak orang di mancanegara.
Pulau Biak sebagai sentra aneka ikan segar akan memberikan peluang ekonomi buat masa depan putra putri Papua.
Hasil ekspor ikan tuna di Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2023 mencapai 170 ton.
Terwujudnya Biak sebagai pusat ekspor tuna segar bakal mengalirkan kemakmuran ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk orang asli Papua.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mewujudkan Biak jadi pusat ekspor tuna di Papua