Kepala Dinkes Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari di Jayapura, Rabu, menyatakan optimistis target tersebut tercapai, terutama karena pihaknya telah membangun kerja sama lintas sektoral, termasuk dengan para tokoh agama, sehingga pelaksanaan imunisasi polio dapat dilakukan di berbagai rumah ibadah di daerah setempat.
“Tetes manis polio ini menyasar anak-anak usia 0-7 tahun dan itu kami yakin dapat mencapai target 66.163 anak dalam waktu dua minggu selama empat bulan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio,” katanya.
Ia mengatakan tidak ada anggaran imunisasi polio karena program tersebut bukan kegiatan yang masuk dalam perencanaan.
Oleh karena itu, Dinkes Kota Jayapura akan bersinergi dengan kegiatan-kegiatan instansi lain yang melibatkan anak-anak.
Ia mengatakan tidak ada anggaran imunisasi polio karena program tersebut bukan kegiatan yang masuk dalam perencanaan.
Oleh karena itu, Dinkes Kota Jayapura akan bersinergi dengan kegiatan-kegiatan instansi lain yang melibatkan anak-anak.
“Seperti kegiatan sepeda dan lari yang dilaksanakan pada hari bebas kendaraan bermotor pada Sabtu (25/5) bertempat di Jembatan Merah itu dan kami mendapatkan 50 anak dilakukan tetes polio,” ujarnya.
Dia menjelaskan saat kegiatan di Jembatan Merah, semua orang tua mau anak-anaknya diberi imunisasi polio karena tahu manfaat imunisasi tersebut.
Pelaksanaan imunisasi polio, ujar dia, tidak seperti imunisasi secara suntik pada umumnya.
Pelaksanaan imunisasi polio, ujar dia, tidak seperti imunisasi secara suntik pada umumnya.
“Cakupan imunisasi kami lihat berdasarkan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak tercapai karena imunisasi suntik sehingga masih susah dilakukan. Namun, polio kami yakin bisa mencapai target tersebut apalagi merupakan hak anak-anak mendapatkan imunisasi tersebut,” katanya.
Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mengatakan penyelenggaraan imunisasi polio bagian kebijakan nasional sehingga sudah seharusnya didukung, apalagi menyangkut tumbuh kembang anak Papua.
“Dengan memberikan anak imunisasi polio maka persiapan Generasi Emas 2045 dapat terwujud karena anak-anak Papua tumbuh dengan sehat, berguna bagi masyarakat bangsa dan agama,” katanya.