Jayapura (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat menyebutkan hingga akhir 2024 rasio elektrifikasi wilayah setempat mencapai 97,53 persen dengan rasio desa berlistrik sebesar 99,02 persen dari 7.361 desa.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Rizky Mochamad di Jayapura, Kamis (2/1) mengatakan elektrifikasi di Papua merupakan bagian dari program Nasional untuk mengurangi kesenjangan energi di seluruh Indonesia sehingga kini, dampaknya terasa lebih signifikan.
“Listrik menjadi katalisator bagi pembangunan ekonomi, peningkatan akses pendidikan, dan penguatan layanan kesehatan di wilayah Papua yang sebelumnya kurang terlayani,” katanya.
Menurut Rizky, oleh sebab itu pihaknya terus berupaya untuk menunjukkan ketangguhan dan komitmen dalam menyediakan listrik di Tanah Papua.
"Seperti diketahui, Tanah Papua penuh dengan tantangan mulai dari letak geografis, biaya dan medan yang sangat sulit sehingga dalam menerangi suatu daerah dibutuhkan kerja sama," ujarnya.
Dia menjelaskan upaya melistriki Papua bukan hanya sekadar persoalan teknis, tetapi juga bukti kehadiran Negara dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
"Namun, tantangan ini justru mendorong kami untuk berinovasi dan melaksanakan program elektrifikasi demi menjangkau masyarakat di daerah-daerah terpencil di Tanah Papua termasuk daerah Tertinggal, Terluar, Terdepan (3T)," katanya.
Dia menambahkan pihaknya yakin akan terus melistriki Tanah Papua hingga 100 persen dengan terus berinovasi dan beradaptasi terhadap tantangan yang ada sehingga memastikan bahwa terangnya listrik dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah paling timur Indonesia ini.
"Dengan strategi kami yakni melibatkan integrasi sumber energi terbarukan, digitalisasi sistem, dan pembangkit listrik terdesentralisasi maka PLN bisa terus melistriliki Tanah Papua hingga 3 T," ujarnya lagi.